KETIKA kita menyebut 'Bank Dunia', ingatan kita akan tertuju pada sosok Sri Mulyani. Betapa tidak, dialah perempuan pertama Indonesia yang mampu menduduki posisi strategis di Bank Dunia.
Setelah Sri Mulyani, kembali Indonesia memiliki penggantinya. Bank Dunia kembali menunjuk warga negara Indonesia lainnya yaitu Mari Elka yang mengisi kursi Direktur Pelaksana.
Penunjukan Mari Elka Pangestu menjadi salah satu Direktur Pelaksana Bank Dunia menjadi angin segar bagi keterwakilan Indonesia di lembaga donor internasional.
Sebelumnya, Bank Dunia juga menunjuk Anshula Kant, seorang perempuan India, untuk menjabat sebagai Direktur Pelaksana dan Chief Financial Officer. Kant sebelumnya menjabat Direktur Pelaksana State Bank of India.
Dari sejumlah negara yang terpilih duduk di kursi terbaik di Bank Dunia, setidaknya Indonesia memiliki dua warganya, yang sama-sama perempuan, menjadi direktur pelaksana di Bank Dunia.
Mari Elka dinominasikan oleh Presiden Jokowi. Meskipun dicalonkan oleh presiden, kehadiran Elka di Bank Dunia tidak mewakili Indonesia secara langsung.
“Kita tidak membawa kepentingan Indonesia, kita membawa kepentingan pembangunan. Indonesia sebagai negara yang juga sedang berkembang, berkepentingan lah kira-kira begitu.
Prioritas Indonesia saat ini kan ada di bagian-bagian yang saya sebut, seperti human capital development, infrastruktur, dan pembangunan yang berkelanjutan. Transformasi ekonomi juga masuk ke economic issues yang harus diatasi,” kata dalam sebuah wawancara.
Di Bank Dunia, Mari Elka akan memimpin dan mengawasi program kerja Global Practice Groups Bank Dunia. Selain itu, ia juga akan mengawasi kelompok riset dan data Bank Dunia serta dan fungsi Hubungan Eksternal dan Korporat. Nantinya, dia akan bertugas selama 3 tahun di Bank Dunia. 
KOMENTAR ANDA