Lee Kuan Yew
Lee Kuan Yew
KOMENTAR

KELUARGA Lee Kuan Yew jadi sorotan lagi. Di negaranya, Singapura. Kali ini tentang cucunya. Yang kawin di Afrika Selatan. Jumat lalu.

Dengan sesama laki-laki.

To day I marry my soulmate. Looking forward to a lifetime of moments like this with @hero.unit”. Begitu tulisnya di instagramnya.

Nama sang cucu: Li Huan Wu.

Nama isterinya: Heng Yi Rui.

Maafkan, sebenarnya saya tidak begitu jelas, yang siapa yang bertindak sebagai istri dan yang mana yang suami.

Orang umumnya mengira-ira saja. Dari tampilan fisiknya. Dari wajahnya. Dari cara berjalan. Maka kami kutipkan juga di sini foto sepasang pengantin itu. Yang disiarkan banyak media. Yang diambil dari instagram mereka.

Silakan kira-kira sendiri. Yang mana yang istri.

Mereka memilih Afrika Selatan karena tidak mungkin dilakukannya di Singapura. Perkawinan sesama jenis ilegal di Singapura. Bisa dikenakan pidana. Yang kawin maupun yang mengawinkan.

Sebenarnya mereka bisa ke Taiwan. Minggu lalu parlemen Taiwan sudah mengesankan UU perkawinan sejenis. Yang pertama di Asia. Memenuhi perintah pengadilan. Yang mengabulkan gugatan seorang aktivis gay di sana.

Tapi rencana Li Huan Wu kelihatannya lebih awal dari lahirnya UU di Taiwan itu. Atau ia memang merasa lebih mantab kawin di Afrika Selatan.

Semua media tidak bisa memperoleh keterangan detil tentang mereka. Semuanya hanya bersumber dari instagram.

Di situ cukup banyak foto mereka berdua. Di mana-mana. Di Jepang, di Afrika atau di Bali. Saat menghadiri pesta perkawinan teman mereka di Ulu Watu.

Salah satu foto yang diposting belum lama ini adalah saat keduanya lagi di pinggir sebuah danau. Atau pantai. Di ketinggian. Airnya tampak di bawah sana. Keduanya tampak mesra. Tangan Li Huan Wu tampak melingkar di pinggang Heng Yi Rui.

Kata-kata di bawah foto itulah  yang lebih menarik, sudah enam tahun pacaran dengan si dia. Tidak sabar menunggu  bulan Mei yang semoga bisa datang lebih cepat.

Berarti mereka sudah lama berpacaran. Berarti mereka sangat merindukan hari perkawinan di bulan Mei ini.

Saya jadi ingat film Bohemian Rhapsody. Saya ingin nonton lagi. Saat saya di atas pesawat menuju Vietnam lalu. Saya hanya ingin menonton bagian depannya. Saya akan stop film itu di tengah jalan. Saya hanya ingin menonton sampai Freddie Mercury mencapai puncak suksesnya, diterima publik Amerika. Menjalani tour ke kota-kota besar di sana.

Saya juga hanya ingin melihat bagaimana Freddie Mercury  sangat mencintai wanita itu. Yang ia tinggalkan di London itu, Mary Austin.

Begitu rindunya Freddie pada Mary. Sampai Freddie selalu mencuri-curi kesempatan untuk bisa menelepon Mary. Lewat telepon umum.

Ia begitu rindu pada Mary. Ia begitu ingin menumpahkan kebanggaan hatinya akan sukses tournya di seluruh Amerika.

Saya jadi merenung panjang. Di sisa penerbangan saya ke Vietnam itu.

“Seandainya waktu itu Mary ikut tour ke Amerika. Akankah Freddie Mercury sempat berubah jadi gay?” Begitu terus pertanyaan untuk diri saya sendiri.

Adakah Freddy menjadi gay karena ada momen kosong dalam jiwanya? Di saat ia mencapai langit kepuasannya?

Lebih sederhana lagi, kalau saja zaman itu sudah ada HP apa yang terjadi?




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway