Penyerahan penghargaan untuk Suharis Baihaqi Nur (baju biru) di SMK Laboratorium Jakarta. (Ist)
Penyerahan penghargaan untuk Suharis Baihaqi Nur (baju biru) di SMK Laboratorium Jakarta. (Ist)
KOMENTAR

SUHARIS Baihaqi Nur, siswa Kelas 12 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Laboratorium Jakarta, mencatat prestasi membanggakan. Suharis yang mengambil Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) menciptakan aplikasi absensi untuk sekolahnya.

Atas prestasi itu, pihak Yayasan Pendidikan Acprilesma yang mengelola SMK Laboratorium Jakarta memberikan pengakuan dan penghargaan pada Suharis.

Pemberian pengakuan dan penghargaan itu dilakukan di aula utama SMK Laboratorium Jakarta di Jalan Rawa Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Jumat (27/9).

Suharis Baihaqi Nur (kiri) menerima penghargaan dari Yayasan Pendidikan Acprilesma.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Pembina Yayasan Pendidikan Acprilesma, Dra. Hj. Conny Kurniawati, M.Pd. didampingi Ketua Yayasan, dr. Satria Ghaibi Saputra, S. Ap., M.Si., dan Kepala SMK Momon Darmawan S.Pd.

Hadir dalam kegiatan itu seluruh siswa SMK Laboratorium, orang tua, dan Komite Sekolah.

Sebelum penyerahan penghargaan, kartu absensi digital yang juga dikombinasikan dengan E-Money Mandiri diserahkan kepada perwakilan siswa.

Dengan absensi ini, ujar Momon Darmawan dalam sambutannya, aktivitas belajar siswa juga dapat dipantau oleh orang tua. Lebih dari itu, penggunaan absensi digital ini juga dirasa memberikan sumbangan pada peningkatan kualitas proses belajar dan mengajar.

Para siswa SMK Laboratorium

Adapun Ketua Yayasan, dr. Satria Ghaibi Saputra, menggarisbawahi prestasi Suharis sebagai bagian dari pengembangan "kurikulum pendukung" SMK Laboratorium yang dikembangkan pendiri Yayasan, Prof. Dr. H. Agustitin Setyobudi, M.M., P.hD.

Kurikulum pendukung yang juga sering disebut sebagai 10 kunci sukses itu secara keseluruhan adalah Agama, Character, Power, Regulasi, Inovasi, Leadership, Empowering, Spiritual, Motivasi, dan Action.

Inisial dari nilai-nilai inilah yang membentuk nama Yayasan Pendidikan Acprilesma yang didirikan tahun 2003.

Mengenai aplikasi yang diciptakan siswa Suharis, dr. Satria mengatakan dirinya terkejut dan tidak menyangka aplikasi absensi elektronik justru diciptakan oleh siswa SMK Laboratorium.

Dia mengatakan, pihak Yayasan Acprilesma tadinya sempat merencanakan pembuatan aplikasi absensi elektronik dengan menggunakan developer aplikasi dari luar.

Inovasi siswa Suharis ini menjadi sebuah kejutan yang membanggakan, dan akan diaplikasikan untuk semua jenjang pendidikan di sekolah Yayasan Pendidikan Acprilesma.




Juncenter Berikan Layanan Prima untuk Atasi Berbagai Permasalahan Uroginekologi Perempuan

Sebelumnya

6 Strategi Kemendikbudristek Menurunkan Angka Buta Aksara di Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News