Mochi dengan ciri khas tekstur kenyal. (Pinterest/Grafis: Adelia)
Mochi dengan ciri khas tekstur kenyal. (Pinterest/Grafis: Adelia)
KOMENTAR

MOCHI merupakan kue beras asal Jepang. Terbuat dari beras bulir pendek yang disebut mochigome, dengan kandungan glutennya yang tinggi memiliki rasa manis membuat mochi menjadi kenyal dan tekstur yang lengket.

Mochi sudah menjadi bagian budaya Jepang sejak periode masa prasejarah, tepatnya mulai dari 14.000 hingga 300 SM, ketika penanaman padi tersebar di Jepang.

Pada periode Nara (710-794 M), mochi berupa hidangan yang kita kenal sekarang. Mochi kemudian menjadi populer di kalangan bangsawan, selama periode Heian pada 794 sampai 1185 M. Di mana orang-orang menyajikan mochi pada acara dan perayaan khusus.

Mochi telah menjadi makanan pokok orang Jepang, dan mulai berkembang menjadi berbagai variasi dari sejumlah daerah. Saat mochi pertama kali diperkenalkan ke Barat, awalnya orang menyebut mochi sebagai “Kue Beras Jepang”.

Pembuatan mochi tradisional dengan menumbuk beras ketan menjadi adonan lengket. Mochi yang sudah matang dengan palu kayu hingga membentuk adonan lengket dan elastis. Proses tersebut dikenal sebagai mochitsuki, yang dilakukan selama acara festival khusus.

Memiliki sejarah panjang dan menjadi bagian terpisahkan dari banyak tradisi dan ritual. Mochi jepang yang kenyal, gurih, manis, dan di antaranya ada cara untuk menyatukan orang, menandai perayaan, dan bahan memamerkan status.

Kelezatan manis dari mochi itu dinikmati dalam berbagai bentuk, termasuk isian manis tradisional seperti pasta kacang merah dan kastanye manis, maupun variasi modern seperti es krim, cokelat, dan strawberry.

Mochi merupakan hidangan spesial pada acara perayaan khusus seperti pernikahan dan Tahun Baru. Juga dinikmati sebagai makanan ringan atau makanan penutup.

Saat ini, mochi telah dinikmati dalam berbagai bentuk dan sudah menjadi hidangan populer di seluruh dunia. Teksturnya yang unik serta rasanya yang manis, menjadikan mochi sebagai camilan dan makanan penutup yang disukai semua orang dari segala usia.




Gunung Krakatau dan Anak Krakatau: Geliat Vulkanik yang Menuntut Siaga

Sebelumnya

Sekilas tentang Sushi: Dari Makanan Tradisional ke Kuliner Global

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon