Ilustrasi/Int
Ilustrasi/Int
KOMENTAR

ALLAH adalah Esa. Namun, kaum musyrikin di zaman jahiliyah membuat tuduhan keji, menyebut Allah memiliki anak-anak perempuan, sedangkan mereka mendambakan dan membanggakan anak-anak laki-laki. Penisbatan Allah memiliki anak keturunan menyalahi akidah Islam, sebab Allah tidak memiliki anak laki-laki ataupun perempuan.

Surat An-Najm ayat 21, yang artinya: “Apakah (pantas) bagi kamu (anak) laki-laki dan bagi-Nya (anak) perempuan?

Lalu, Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh pada Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5 (2004, 72) menjelaskan: Kemudian mereka menisbatkan kepada Allah bahwa Dia memiliki anak, padahal Dia sama sekali tidak akan mempunyai anak. Selanjutnya, mereka memberikan pembagian yang curang tentang itu, yakni anak perempuan, sedang mereka sendiri tidak menyenangi anak perempuan itu.

Maksudnya, mereka memilihkan untuk diri mereka sendiri anak laki-laki dan menghindarkan anak perempuan dari diri mereka, yang justru mereka menisbatkannya kepada Allah. Mahatinggi Allah, setinggi-tingginya dari apa yang mereka katakan itu.

Kandungan surat An-Najm ayat 21 ini menyoroti orang-orang musyrik yang menisbatkan anak-anak perempuan kepada Allah, sementara mereka sendiri merasa bahwa anak-anak perempuan tidak pantas untuk mereka. Mereka lebih menyukai penisbatan anak laki-laki untuk diri mereka sendiri. Ini menunjukkan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dalam pembagian tersebut.

Al-Qur’an mengkritik pandangan mereka yang menganggap bahwa anak perempuan itu kurang berharga atau malah dipandang sebagai kehinaan. Padahal dalam pandangan Islam, semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki nilai yang sama di hadapan Allah.

Surat An-Nahl ayat 58-59, yang artinya: “(Padahal,) apabila salah seorang dari mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) dan dia sangat marah (sedih dan malu). Dia bersembunyi dari orang banyak karena kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah, alangkah buruk (putusan) yang mereka tetapkan itu!”

Pada Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5 (2004, 73) diterangkan: Maksudnya, kalaupun dia membiarkan anak perempuan itu hidup, maka akan dibiarkan dalam keadaan hina, tidak diberi warisan dan tidak juga mendapat perhatian, dan lebih cenderung mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.

Ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?” Maksudnya, dia akan menguburkan anak perempuan itu dalam keadaan hidup, sebagaimana yang telah mereka lakukan dahulu pada masa Jahiliyah.

Apakah pantas orang yang mempunyai rasa benci seperti itu dan menghindarkan diri mereka darinya, tetapi mereka justru menjadikannya anak Allah? “Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” Maksudnya, sungguh sangat buruk apa yang telah mereka katakan itu dan teramat buruk pula pembagian itu serta buruk pula apa yang mereka nisbatkan kepada Allah.

Penafsiran di atas bermaksud menyoroti ketidakadilan dan perlakuan buruk yang diterima anak perempuan dalam masyarakat Jahiliyah. Walaupun anak perempuan dibiarkan hidup, mereka seringkali diperlakukan dengan hina, tidak diberi warisan, dan tidak mendapat perhatian yang layak.

Di zaman Jahiliyah, ada pula kebiasaan yang kejam di mana bayi perempuan dikubur hidup-hidup. Sebuah tindakan yang mencerminkan kebencian mendalam dan ketidakadilan. Al-Qur’an mengkritik keras perilaku ini dan menegaskan bahwa orang yang melakukan tindakan kejam begini, namun sekaligus menisbatkan anak perempuan kepada Allah, adalah sangat tidak dapat dibenarkan.

Ayat tersebut juga menekankan bahwa sangat buruk apa yang mereka katakan dan lakukan, serta sangat buruk pula pembagian dan penetapan yang mereka nisbatkan kepada Allah. Karena Allah Mahasuci atas apa yang mereka tuduhkan.

Al-Qur’an mengajarkan bahwa semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki nilai yang sama di hadapan Allah. Ayat-ayat ini mengingatkan umat manusia untuk berlaku adil dan menghargai semua makhluk ciptaan Allah dengan cara-cara yang bijaksana.




Betapa Lembutnya Al-Qur’an Menerangkan Surga Adalah Hak Perempuan

Sebelumnya

Assalamualaikum dan Semangat Mulia yang Menaunginya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tafsir