Ilustrasi pakaian/Freepik
Ilustrasi pakaian/Freepik
KOMENTAR

BAHAN sintetis atau bahan plastik tidak memerlukan lahan yang luas untuk diproduksi dan memerlukan lebih sedikit air dalam produksinya. Karena itulah dampaknya terhadap lingkungan menjadi sangat buruk.

Serat sintetis adalah produk sampingan minyak bumi. Jadi, selain tidak dapat terurai, bahan-bahan tersebut juga menimbulkan ancaman jangka panjang terhadap ekosistem.

Yuk, kenali bahan-bahan sintetis yang harus dihindari saat memilih pakaian.

1. Poliester dan Nylon

Poliester dan Nylon digunakan secara luas dalam membuat pakaian karena murah dan tahan lama. Namun, kedua bahan ini sangat berbahaya bagi lingkungan karena tidak terurai dan tidak berkelanjutan.

Produksi nylon mengeluarkan dinitrogen oksida dan gas yang memicu rusaknya lapisan ozon, sedangkan produksi poliester membutuhkan lebih banyak air. Ketika serat tersebut terurai, mereka hanya dapat berubah menjadi mikroplastik yang mencemari tanah dan laut.

2. Rayon

Rayon terbuat dari serat selulosa yang dimurnikan dan bersumber dari pulp kayu. Meskipun pulp kayu mungkin tampak tidak berbahaya, pembukaan hutan dapat merusak lingkungan.

Selain itu, rayon memerlukan bahan kimia agresif tertentu seperti natrium hidroksida, aseton, karbon disufilda, dan asam sulfat selama prosesnya untuk memecah tanaman dan mengolahnya menjadi benang. Bahan kimia ini kemudian disalurkan ke air dan mencemari serta meracuni masyarakat.

3. Akrilik

Bahan akrilik ini biasa digunakan untuk membuat hoodie, sweater, sepatu boots, dan lain-lain.

Selain tidak dapat terurai, bahan ini tidak mungkin untuk didaur ulang. Fragmen kecil serat yang dihasilkan saat akrilik dicuci juga berdampak buruk pada pasokan air dan ternak.

4. Bulu dan Wol

Kulit industri bulu berasal dari hewan yang hidup di penangkaran pabrik peternakan bulu. Untuk mengurangi pengeluaran biaya dan memaksimalkan keuntungan, peternak bulu memasukkan hewan ke dalam kandang kecil sehingga menyebabkan kesulitan dan memberikan penderitaan pada hewan. Penggunaan bulu juga mempengaruhi lingkungan. Bulu tidak dapat terurai dengan baik karena kimia yang digunakan untuk mengawetkan bulu tersebut.

5. Kulit

Seperti halnya perawatan bulu dan wol, perawatan kulit melibatkan penggunaan bahan kimia keras. Selain itu, jejak karbon yang dihasilkan dari peternakan dan pengangkatan kulit menimbulkan dampak buruk seperti perubahan iklim.

Jika kamu ingin bumi ini lestari, mulailah untuk menaruh perhatian pada sustainable fashion.




Why We Love Natasha Wilona, Modis dengan Gaya Feminin yang Elegan

Sebelumnya

Lengkapi Seri Calm Down, Somethinc Luncurkan Calm Down Gentle Micellar Water untuk Pemilik Kulit Sensitif

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga