DALAM dunia perfilman, Anne Hathaway adalah nama yang selalu bersinar. Selama 25 tahun kariernya, pesonanya tidak hanya memikat penonton, tetapi juga menjadi alasan para sutradara terus mengajaknya bekerja sama.
Sutradara Mother Mary, David Lowery, menyebut Hathaway sebagai sosok langka yang mampu membawa aura ikonik dalam peran-peran kompleks. Ia tidak hanya tampil glamor, tapi juga menyimpan lapisan kepribadian yang tulus dan bersahaja.
Beberapa proyek besarnya yang akan datang memperkuat statusnya sebagai ikon layar lebar: The Devil Wears Prada 2, The Princess Diaries 3, dan film thriller Verity garapan Michael Showalter. Ia bahkan akan kembali ke orbit Christopher Nolan dalam adaptasi The Odyssey, berdampingan dengan bintang-bintang besar seperti Matt Damon, Zendaya, dan Tom Holland.
Namun, di tengah proyek-proyek besar itu, Hathaway justru dikenal karena satu hal yang tak banyak dimiliki bintang sekelasnya: kerendahan hati untuk terus belajar dan memulai dari awal.
“Yang paling menyegarkan darinya adalah rasa ingin tahunya, dan ia sangat glamor, tapi di balik itu, ada sisi manusiawi yang jarang terlihat," ujar Showalter, seperti dilaporkan Vogue.
Di luar dunia akting, Hathaway adalah penggemar basket sejati—ia tumbuh besar sebagai fans berat New York Knicks. Ia juga ibu yang aktif dan penuh kasih, menikmati waktu santai bermain Uno, membuat kue, dan melatih anak-anaknya menggiring bola di apartemen. Kehidupan pribadinya penuh kehangatan dan kesederhanaan, mulai dari pesan teks yang lucu, hingga kebanggaannya pada sang suami yang jago masak.
Meski sibuk, Hathaway tidak pernah kehilangan rasa syukur. Ia menikmati hidup, menghirup setiap momen dengan penuh kesadaran. Inilah pesona sejati Anne Hathaway—ikon layar lebar yang tetap membumi. 
KOMENTAR ANDA