Para aktivis lingkungan dan agama berkumpul, berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di Indonesia/FGD
Para aktivis lingkungan dan agama berkumpul, berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di Indonesia/FGD
KOMENTAR

AKTIVIS Agama dan Lingkungan kembali mengadakan diskusi kelompok terarah atau FGD yang membahas tentang kelestarian lingkungan. Diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta di Surabaya, 6-8 Maret 2024 ini menghasilkan pernyataan bersama, yaitu komitmen untuk Bersatu melestarikan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan seimbang di Indonesia.

Mereka berkomitmen untuk mencegah dan mengecam segala bentuk kejahatan lingkungan. Kolaborasi dan sinergi para aktivis memerangi ancaman yang membahayakan ekosistem, merugikan masyarakat, dan mengancam kesehatan publik.

Ada empat poin penting yang digaris bawahi oleh para aktivis, yaitu:

1. Perlindungan lingkungan

Berkomitmen untuk bekerja sama dalam mencegah dan mengecam kejahatan lingkungan yang menghancurkan ekosistem, memiskinkan rakyat, mengganggu kesehatan masyarakat, menurunkan kewibawaan negara, menghancurkan kebudayaan, serta menghilangkan moral dan spiritualitas terhadap lingkungan hidup.

2. Solidaritas, kolaborasi, dan jaringan

Berkomitmen untuk saling bekerja sama dalam merawat dan menjaga lingkungan hidup. Dalam konteks pelestarian keanekaragaman hayati, pengurangan polusi, dan kedaulatan sumber daya alam, kami akan terus menggali pemahaman mendalam tentang kesejatian tradisi agama dan kearifan lokal untuk membangun kesadaran lingkungan yang berakar pada basis pengetahuan dan ajaran keagamaan di Indonesia.

3. Pelibatan lintas generasi pada isu lingkungan

Berkomitmen untuk bersama mengedukasi dan melibatkan lintas generasi dalam pelestarian dan pengelolaan berbagai isu lingkungan hidup dan bencana ekologi, sebagai bentuk pengarusutamaan isu lingkungan.

4. Desakan pemulihan dan penindakan kejahatan lingkungan

Mendesak negara untuk tidak mendukung, melayani dan melakukan segala aksi kejahatan lingkungan. Kami juga mendesak negara untuk melakukan aksi nyata terhadap pemulihan lingkungan hidup dan pencegahan bencana ekologis secara terus menerus, serta menindak secara tegas kejahatan lingkungan dan mewujudkan keadilan sosio-ekologis.

Program Manager REACT (Religious Environmentalism Actions) Saiful Umam mengatakan, kegiatan ini bukan hanya sebagai wadah dialog, tetapi juga menjadi panggung bagi para aktivis untuk menegaskan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan dan seimbang.

"Semoga komunikasi dan koordinasi antar komunitas dan lembaga yang konsen dengan isu agama dan lingkungan ini semakin erat dan tercipta kolaborasi yang membawa manfaat dan kemaslahatan bersama," ujar Saiful.

Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta Didin Syafruddin, mengapresiasi komitmen aktivis dalam berjejaring dan berkolaborasi. Isu krisis iklim, menurutnya, tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Perlu upaya kolektif untuk mengarusutamakan isu ini.

“Terima kasih atas saran, masukan dan kontribusi teman-teman aktivis yang hadir di Surabaya. Kami berharap kolaborasi yang lebih riil ke depan,” katanya.

FGD ini melibatkan lebih dari 20 organisasi dan komunitas lingkungan hidup yang berlandaskan pada agama, kepercayaan, dan kearifan lokal. Para aktivis optimis bahwa komitmen yang dihasilkan dari FGD ini akan menjadi landasan dan pendorong kuat untuk mewujudkan kedaulatan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukungan dan partisipasi dari media serta masyarakat luas sangat diharapkan untuk menyebarkan semangat pernyataan bersama ini sebagai tonggak positif dalam perjuangan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.




Universitas Mercu Buana Sumbang Dua Sumur Resapan di Masjid At Tabayyun

Sebelumnya

Didukung Jago Syariah, Halal Fair 2024 Siap Melejitkan Pasar Produk Halal Yogyakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E