Kubisa raksasa, hasil tanam petani-petani di Alaska, negara bagian di Amerika Serikat. Mereka menghasilkan sayur dan buah berukuran jumbo berkat sinar matahari yang berlimpah/Net
Kubisa raksasa, hasil tanam petani-petani di Alaska, negara bagian di Amerika Serikat. Mereka menghasilkan sayur dan buah berukuran jumbo berkat sinar matahari yang berlimpah/Net
KOMENTAR

PERNAH lihat buah atau sayur raksasa yang ukurannya hingga hitungan meter? Tahu dari mana buah-buahan serta sayur-sayuran tersebut dihasilkan? Bagaimana pula cara menanam hingga pupuk apa yang digunakan untuk menghasilkan sayur dan buah raksasa tersebut?

Jawabannya ada di negara Alaska. Sebuah negara bagian di Amerika Serikat yang sangat luas dan beriklim dingin. Alasakan adalah satu-satunya negara penghasil buah dan sayuran raksasa secara alami.

Jadi, sejak beberapa dekade terakhir, negara ini selalu berhasil mencetak rekor dunia sebagai penghasil bahan pangan berukuran jumbo. Bayangkan saja, sebuah kubis bisa mencapai berat 62 kilogram. Belum lagi melon kuning yang beratnya 29 kilogram, atau brokoli dengan berat 15 kilogram.

Nama daerah penghasil sayur dan buah raksasa itu adalah Palmer, sebuah Kawasan pertanian yang selalu mengadakan The Alaska State Fair. Ini adlaah kontes buah dan sayuran yang konsepnya cukup unik. Di sana, para petani setempat secara rutin melombakan sayuran jumbo yang mereka tanam. Ada kubis, zucchini, apel, hingga asparagus yang ukurannya berkali-kali lipat lebih besar dari ukuran normal. Begitu pula dengan beratnya.

Sinar matahari yang berlimpah

Semua orang tentu bertanya, mengapa bisa para petani tersebut menghasilkan sayuran dan buah-buahan berukuran jumbo tersebut. Kira-kira, apa rahasianya?

Sinar matahari yang melimpah menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut. Ya, lokasinya yang sangat jauh dari garis khatulistiwa menyebabkan warga Alaska menikmati siang hari yang sangat panjang. Matahari bersinar lebih dari 12 jam. Itulah mengapa tanaman Alaska terus tumbuh dan berkembang dalam waktu yang singkat, kira-kira hanya 105 hari dalam setahun.

Ditambah lagi dengan berbagai eksperimen bertahun-tahun yang dilakukan para petani setempat. Mereka bereksperimen untuk memilih benih sayuran paling unggul dan metode penanaman terbaik.

Kembali lagi pada sinar matahari yang berlimpah. Seorang pakar pertanian di University of Alaska Fairbanks sekaligus dewan pengurus Alaska State Fair Steve Brown menjelaskan, matahari bersinar selama 20 jam, sehingga tumbuh-tumbuhan di sana mendapatkan waktu yang lebih lama untuk berfotosintesis.

Alhasil, buah dan sayuran tumbuh lebih besar. Iklim seperti ini paling cocok untuk Bertani sayuran dari genus brasika (kubis-kubisan). Jadi, tidak heran kalau kubis dan sawi Alaska tumbuh dengan sangat besar.

Kelebihan lain dari curahan matahari ekstra ini adalah membuat bahan pangan menjadi lebih manis. Bahkan menurut Brown, orang-orang seringkali menyangka bahwa wortel mereka ditambahkan gula saat menanam, sehingga terasa lebih manis.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon