Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SUNGGUH beruntung orang yang sudah mendapatkan ilmu ikhlas, sebab dengan keikhlasan tidak ada lagi kehidupan duniawi yang akan membebani pikirannya atau meresahkan jiwanya. Hidup terasa lapang, meski menuju keikhlasan itu merupakan perjalanan yang berliku.

Demi mencapai keikhlasan, Hajar pun bertindak tegas. Perempuan lembut itu melempari iblis atau setan yang mencoba untuk menggoyahkan keikhlasannya ketika putra terkasih akan disembelih. Tidak akan pernah mudah bagi ibu manapun mengikhlaskan putra satu-satunya dikurbankan. 

Hajar bisa ikhlas semata-mata demi menaati Allah. Lemparan batu kepada setan itu adalah simbol dari perjalanan menuju keikhlasan, bahwa ikhlas memang butuh perjuangan.

Agustus ini, segenap rakyat Indonesia merayakan HUT ke-78 RI. Mari kita reflekasikan dengan menyibak keikhlasan para pahlawan. Sejarah telah mengungkap. betapa para pahlawan rela menjalani hidup penuh derita demi meraih cita-cita bangsa. Para pahlawan yang dengan tulus ikhlas mengorbankan jiwa raga mereka demi Indonesia merdeka. Kebanyakan mereka malah tidak dikebumikan di taman makam pahlawan.

Demikianlah keikhlasan itu membuat orang harus merelakan kenikmatan duniawi demi perjuangan yang murni. Ikhlas memang mahal sekali ongkosnya, tapi hanya ikhlas yang membuat hidup yang cuma satu kali ini menjadi bermakna.

Seperti kisah seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, ikhlas menjalani pernikahan dengan pria miskin. Bagaimana dirinya bisa tetap bahagia dalam keterbatasan, kalau bukan bermodalkan keikhlasan.

Saat dihadapkan pada cobaan, sangatlah mudah bagi manusia untuk terjebak dalam perasaan frustrasi. Namun, dengan membawa sikap ikhlas dalam pikiran dan hati, kita akan mampu mengubah perspektif terhadap derita tersebut. 

Ikhlas mengajarkan kita untuk menerima apa yang terjadi sebagai bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Dalam hal ini, derita bukanlah hambatan, tetapi merupakan kesempatan untuk menguatkan ikatan kita dengan-Nya.

Saat menerima ujian dan cobaan dengan ikhlas, kita telah menciptakan kedamaian batin yang mendalam. Ketika tidak lagi melawan kenyataan atau meratapi nasib, tetapi memilih untuk tunduk kepada rencana Ilahi dengan tulus, kita mengalami ketenangan yang tidak tergoyahkan. Begitulah ajaibnya kekuatan misterius dari keikhlasan.

Sikap ikhlas juga membawa pada tindakan-tindakan baik yang tidak hanya memberikan manfaat kepada diri kita sendiri, tetapi juga kepada orang lain. Saat menghadapi ujian atau cobaan dengan ikhlas, kita cenderung lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Dari sinilah muncul kebahagiaan sejati, ketika kita mampu membantu meringankan beban orang lain melalui tindakan dan pelayanan tulus.

Lalu, apakah kunci utama dari ilmu ikhlas?

Surat Az-Zumar ayat 11, yang artinya:

Katakanlah, sesungguhnya aku di perintahkan untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” 

Imam al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin Jilid 11 (2020: 199) menerangkan, makna ikhlas yang sebenarnya adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw:

Ikhlas ialah mengucapkan, `Tuhanku Allah,' lalu engkau berpegang teguh pada apa yang diperintahkan-Nya.”

Dengan perkataan lain, ikhlas ialah tidak menyembah (mempertuhankan) hawa nafsu dan harta-benda dan tidak menyembah sesuatu pun selain Allah Yang Maha Esa. 

Keikhlasan dalam beramal juga ditekankan dalam ayat dan hadis ini. Tindakan-tindakan kita haruslah murni dilakukan karena Allah semata, tanpa adanya motif lain seperti mencari popularitas atau status sosial.

Berikut ini adalah sejumlah langkah yang patut dicoba demi meraih keikhlasan:

Menerima kenyataan sebagai takdir Tuhan

Terkadang sulit untuk mengatasi situasi yang tidak sesuai harapan. Namun, dengan menerima kenyataan sebagai takdir Tuhan, maka kita dapat memulai proses menuju ikhlas. Karena kita meyakini, segala yang berasal dari Allah mengandung kebaikan. 

Latihan memaafkan

Sangat mungkin kita akan tersakiti atau terluka dalam beragam episode kehidupan. Tetapi, jangan sampai hal itu malah membuat kita menjauhi keikhlasan. Dengan memaafkan, kita sudah melepaskan beban emosional dan kemudian menjadi lebih ringan untuk menempuh perjalanan menuju keikhlasan.

Fokus pada hal positif

Lebih banyak hal positif dalam kehidupan ini, asalkan kita mau fokus memikirkannya. Alih-alih merusak keikhlasan dengan terjebak pada keadaan yang negatif, lebih baik kita meningkatkan kualitas batin dengan fokus terhadap faktor positif. Karena suasana hati yang positif akan sangat membantu dalam menciptakan keikhlasan.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur