Ilustrasi tas mewah/Net
Ilustrasi tas mewah/Net
KOMENTAR

LABEL-LABEL mewah seperti Chanel, Louis Vuitton, Balenciaga hingga Dior bisa digunakan oleh hampir semua remaja-dewasa di Korea Selatan.

Tak main-main, produk-produk mewah ini bahkan jadi barang yang sehari-hari digunakan oleh muda-mudi Negeri Ginseng.

Berdasarkan laporan Morgan Stanley, orang Korsel memang gemar mengoleksi barang mewah. Mengutip UoH, pengeluaran mereka untuk barang mewah bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Per 2022 saja, pembelian barang mewah di negara itu tumbuh hingga 24 persen dengan perkiraan uang yang dihabiskan mencapai $16 miliar atau setara Rp24,3 triliun. Angka ini jauh melampaui konsumsi barang mewah di Amerika Serikat dan China.

Menariknya, rata-rata pembelian barang mewah di Korea Selatan didominasi oleh usia 20-40 an tahun. Saking senangnya, antrean di outlet-outlet barang mewah bisa sangat panjang.

Tapi, apakah kepemilikan barang mewah ini setara dengan pendapatan mereka?

Makan tteokbokki di pinggir jalan atau kimbab beku dari minimarket sambil menenteng tas Chanel keluaran terbaru adalah pemandangan lumrah di Korsel.

Memang tidak semua, tapi rata-rata mereka yang membeli barang mewah rela menyisihkan sebagian besar uang makan mereka.

Bagi mereka, memiliki barang mewah artinya status sosial meningkat. Memiliki barang mewah sama saja dengan memiliki kekayaan dan kekuasaan yang sangat dihargai orang-orang Korsel.

Jangan lupa juga bahwa orang Korea Selatan memang sangat mencintai fesyen. Dengan menggunakan barang mewah, selain status sosial yang meningkat, mereka juga bisa terlihat lebih fashionable.

Demi mengejar semua itu, orang Korea Selatan menerapkan gaya hidup Kanguru. Mereka akan membatasi pengeluaran seminim mungkin demi bisa mendapatkan barang-barang mewah.

"Mengenai status, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan finansial cenderung dihargai tinggi di Korea Selatan. Jadi, barang mewah bisa menjadi alat penting untuk menciptakan stratifikasi sosial," ujar Morgan Stanley, mengutip Strait Times.




Judith Heumann, Berjuang untuk Hak Disabilitas Hingga Akhir Hayatnya

Sebelumnya

Pidato Kemenangan Sarah Friedland di Festival Film Venice: Saya Menerima Penghargaan Ini pada Hari ke-336 Genosida Israel di Gaza

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women