KOMENTAR

VIRUS pandemi varian EU.1.1 yang terjadi sejak awal 2023 di kawasan Eropa jadi perhatian serius ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. 

Hal ini dikarenakan telah terjadi lonjakan kasus akibat varian EU.1.1. Virus ini lebih kuat serta mudah menular. 

“Saat ini memang sudah ditemukan sub varian baru di Eropa, EU.1.1," kata Dicky. 

Dia menuturkan, virus ini mendominasi dengan kemampuan untuk menginfeksi, jauh lebih kuat, bahkan termasuk juga menembus pertahanan tubuh.

Menurut dia, EU.1.1 atau XBB.1.5.26.1.1 memang jelas lebih mudah menginfeksi dan menular daripada garis keturunan induknya, XBB.1.5. 

"Akan tetapi tidak memiliki keunggulan dibandingkan garis keturunan lain yang beredar saat ini,” ujarnya.

Secara umum, dirinya melihat varian EU.1.1 saat ini belum memiliki potensi perburukan secara global yang mengkhawatirkan. Meski kasus infeksi ini cukup meningkat di beberapa wilayah Eropa.

“Tapi secara umum sebetulnya saya saat ini belum melihat ada potensi perburukan situasi global atau nasional ya. Meskipun kasus terinfeksi ini meningkat,” ungkapnya.

Dia menguraikan beberapa negara dengan kemampuan deteksi dini seperti di negara maju, umumnya di Eropa, Amerika. 

"Kalau di Asia ya di Jepang, Korea, sebagian Cina,” pungkasnya.




PBB Ingatkan Pasokan Bantuan ke Jalur Gaza Bisa Terhenti Beberapa Hari Akibat Serangan Israel ke Rafah

Sebelumnya

RAN P3AKS KemenPPPA: Lindungi Perempuan dan Anak di Situasi Konflik

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News