Ilustrasi transportasi online / net
Ilustrasi transportasi online / net
KOMENTAR

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekelas perusahaan Uber dan Grab terus terjadi. 

Awalnya Grab harus merumahkan 1000 pegawainya, kini perusahaan aplikasi transportasi rivalnya Uber ikut merampingkan ratusan karyawan divisi rekrutmen. 

"Pihaknya memangkas 200 pekerjaan di divisi rekrutmennya di tengah rencana untuk merampingkan pengeluaran," kata pihak Uber dikutip dari Reuters,  Kamis (22/6).

Masih disebut Reuters, kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) ini memengaruhi hampir satu persen dari 32.700 tenaga kerja Uber secara global.

Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu merumahkan 150 pekerja di divisi layanan pengirimannya.

"Mengurangi jumlah stafnya sebesar 17% pada awal pandemi di pertengahan 2020. Saingan Uber seperti Lyft juga melakukan kebijakan serupa," demikian tertulis.  

Sementara itu, pesaing lainya seperti Lyft, lebih dulu mengurangi pegawainya saat perusahaan ini di pimpin  CEO baru David Risher.

"Sekitar 26% dari total tenaga kerjanya di April dan sekitar 700 karyawan akhir tahun lalu,"ungkapnya.

Di bulan Mei lalu, Uber merilis telah berada di jalur yang tepat untuk membukukan profitabilitas pendapatan operasional tahun 2023. Perusahaan mempertahankan tenaga kerjanya tetap datar setelah jumlah karyawan turun pada kuartal I 2023. 

Sementara itu, sebelumnya aplikasi Grab Holdings terlebih dulu memangkas 1.000 pekerjaan atau sekitar 11% dari tenaga kerjanya. 

Perusahaan terbesar di Asia Tenggara ingin menghemat pengeluaran dan mengembangkan layanan yang lebih terjangkau dalam jangka panjang.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News