Sejumlah ulama dari Indonesia, Irak, dan Australia duduk bersama di meja bundar, membahas tentang pertukaran santri/Net
Sejumlah ulama dari Indonesia, Irak, dan Australia duduk bersama di meja bundar, membahas tentang pertukaran santri/Net
KOMENTAR

PENDIDIKAN para santri di Indonesia menjadi perhatian khusus Pemerintah Irak. Saat ini, sebuah bentuk kerja sama sedang dijajaki kedua pemerintahan, baik Indonesia maupun Irak. Begitu terungkap dalam perhelatan akbar Konferensi Internasional tentang Agama, Perdamaian, dan Peradaban, yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia, di Jakarta, 21-23 Mei 2023.

Menurut data MUI, saat ini Indonesia memiliki 40ribu pondok pesantren yang 148 di antaranya adalah Ma’had Aly, yang fokus dalam kajian ke-Islaman. Karenanya, kemungkinan yang sangat besar jika para mahasiswa Irak belajar di Lembaga-lembaga tersebut. Hal ini disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono Abdul Ghafur.

Apa yang disampaikan Waryono disambut baik oleh pada ulama Irak. Mereka juga berpendapat, alangkah baiknya pula jika pelajar-pelajar dari Indonesia bisa mengenyam pendidikan di Irak.

“Kita tahu, pada abad ke-7 dan 8, Irak mengalami masa kejayannya. Utamanya, pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid, khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasyiyah yang dikenal sangat adil dan bijaksana,” kata pengasuh Pondok Pesantren Nihadlul Qulub Ali Sobirin.

Penulis buku Teknologi Ruh ini melanjutkan, umat Islam mengalami masa keemasan ilmu pengetahuan pada masa Irak berjaya. Kitab-kitab para salafush-sholihin berlimpah ruang di berbagai bidang dan menjadi benih lahirnya era renaissance, bahkan ilmu pengetahuan modern hingga sekarang ini.

“Akan sangat baik jika para santri kita dapat menyerap ruh kejayaan dan belajar ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang berserak di negeri 1001 Malam itu. Sekaligus, untuk kita muslim Indonesia, dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia,” ucap dia.

Rupanya, tidak hanya Irak yang menaruh perhatian besar pada santri-santri Indonesia. Ulama Australia Syekh Salim mengatakan, saat ini Darul Fatwa memiliki beberapa hektar lahan yang dapat digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia untuk mampir dan menginap.

Hadir juga dalam diskusi tersebut: KH Sholahudin Al-Hadi (Katib Syuriyah PCNU Kab. Bekasi), Dr Andi Hadiyanto (Dosen Universitas Negeri Jakarta), KH Ali Sobirin El-Muannatsy (Pengasuh Pondok Pesantren Nihadlul Qulub Moga, Pemalang, Jawa Tengah), dan Ustadz Hasan Bashori dari Pojok Gus Dur.

Sementara rombongan dari luar negeri antara lain Prof Dr Hazim Thorisy Hatim (Universitas Imam Kazhim), Syekh Sattar Jabar Hilo Al-Zahrany (Komunitas Sabean Dunia), Syekh Dr Nihad Khalil Naji Al-Any (Direktur Lembaga Bimbingan Masyarakat Islam), Dr Abdul Kareem Naser Mahmood Al-Ismail (Majma’ Fiqh), Syekh Sayid Ehsan Assayid Sholeh al-Hakim (Lembaga Dialog dan Perdamaian Imam Husein), dan Syekh Dr. Hameed Al Khafaji (Institute for Peace and Peace Building dari Irak), serta Syekh Prof Dr Salim Alwan Al-Husayni (Ketua Umum Darul Fatwa Australia).




Fokus pada Segmen Ritel, Bank Mega Syariah Perluas Jangkauan Nasabah untuk Halal Lifestyle

Sebelumnya

Direksi Minimarket di Malaysia Didakwa Menghina Agama karena Menjual Kaus Kaki Bertuliskan “Allah”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News