Suasana sepi di salah satu sekolah di Jepang/Net
Suasana sepi di salah satu sekolah di Jepang/Net
KOMENTAR

CHILDFREE yang kini sedang menjadi budaya baru Generasi Z di Jepang, berimbas panjang. Tidak hanya jumlah populasi Negeri Sakura yang menurun drastis, ratusan sekolah terpaksa ditutup karena tidak ada lagi murid yang belajar di sana.

Sebuah fakta menyedihkan terungkap, jumlah kelahiran di Jepang anjlok ke rekor terendah, yaitu 799.728 pada 2022. Laporan National Institute of Population and Social Security Research of Jalan mengungkap, hanya 36,6 persen wanita lajang usia produksif (18-34) memilih untuk tidak memiliki anak (childfree) usai menikah.

Tren yang berkembang ini cukup mengejutkan bagi negara yang sedang berjuang dengan tingkat kelahiran rendah dan penurunan demografis.

Fakta ini pulalah yang kemudian dikaitkan dengan ditutupnya 450 sekolah setiap tahunnya. Jika dijumlahkan, sepanjang 2002-2020 hampir 9000 sekolah menutup pintu karena tidak ada murid baru yang mendaftar.

“Bisa jadi, pada 2030-an populasi muda di Jepang akan menurun dua kali lipat dari angka saat ini. Enam hingga tujuh tahun ke depan akan menjadi kesempatan terakhir untuk membalikkan angka kelahiran yang menurun,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida.

Menyusul Jepang, Hong Kong pun bernasib sama. Setidaknya satu sekolah di Hong Kong terancam tutup pasca pendaftaran kelas Primary One tercatat kosong.

Legislator Chu Kwok-keung pada Senin (3/4) lalu mengatakan, dua sekolah telah meminta bantuan darinya setelah mereka gagal memenuhi kuota 16 siswa untuk membuka kelas baru. Beruntung, satu hari setelahnya pemerintah melalui dinas pendidikan setempat tetap memperbolehkan salah satu sekolah berjalan di tengah minimnya murid.

“Saat ini, populasi murid baru memang sangat sedikit, utamanya di sekolah dasar. Kami pernah mengirimkan surat kepada orang tua dan alumni, dan bahkan sekolah telah membentuk tim krisis untuk membahas rencana ‘bertahan’ dengan keadaan sekarang ini,” kata Chu.

Masih menurut Chu, jumlah anak yang mendaftar di sekolah dasar dan menengah akan terus menurun sekitar 14-18 persen dalam beberapa tahunk e depan.

Pemerintah Hong Kong sebelumnya memproyeksikan jumlah anak berusia enam tahun akan turun menjadi 50.000 pada 2029 dari 57.300 yang tercatat tahun ini. Sementara, jumlah siswa berusia 12 tahun akan turun dari 71.600 menjadi 60.100 pada periode yang sama.

Bulan lalu, Sekolah Dasar Tak Nga di Kowloon Tong mengumumkan akan menghentikan operasinya secara bertahap sebelum ditutup pada 2028, dengan kelas satu sekolah dasar dihentikan pada tahun ajaran 2024-2025.




Kelompok Pro-Israel Serang Demonstran Pro-Palestina, Bentrokan Terjadi di Kampus UCLA

Sebelumnya

Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News