Desa Cumalikizik, desa tempo dulu ala Turki/Net
Desa Cumalikizik, desa tempo dulu ala Turki/Net
KOMENTAR

TURKI, negara yang terkenal dengan keindahan alamnya yang sangat eksotis, memiliki desa wisata yang sangat unik yaitu Cumalikizik (baca: Jumalekezek). Dikutip dari tourketurki, Desa Cumalikizik terletak di kaki Gunung Uluda di kota Bursa, Turki. Desa ini berusia sekitar 700 tahun dan oleh UNESCO ditetapkan sebagai World Heritage di Turki.

Desa yang merupakan pemukiman Ottoman tertua ini kondisinya masih sangat lestari. Wisatawan akan menemukan rumah-rumah berdinding batu yang berumur ratusan tahun.

Kahvalt

Jalan di dalam desa tersebut terbuat dari batu-batu, menghubungkan gang yang satu dengan gang lainnya. Sebagian bangunan di desa tersebut masih dihuni oleh penduduk Turki dan sebagian yang lain dijadikan rumah makan dan penginapan yang bertema Kesultanan Utsmaniyah.

Penginapan di Desa Cumalikizik tersebut didesain dengan interior yang mirip kehidupan pada era kesultanan tersebut. Di penginapan tersebut, wisatawan tidak akan menemukan kasur dengan ukuran king size ataupun AC. Setiap kamar hanya dilengkapi oleh beberapa sofa panjang, meja, karpet dan bantal untuk duduk di atas lantai.

Karadut Suyu

Desain tersebut bertujuan agar pengunjung dapat merasakan sensasi menginap di kamar-kamar tamu tempo dulu.

Selain menginap, wisatawan juga akan diberikan sarapan pagi yang disebut dengan Kahvalt. Dalam bahasa Turki, Kahvalt terdiri atas dua suku kata, yaitu Kahve yang artinya kopi dan Alt yang artinya sebelum.

Menu-menu yang disajikan pada momen Kahvalt adalah keju, salad, teh, roti, madu dan buah zaitun. Biasanya sarapan disajikan dalam porsi yang besar, yang dapat disantap oleh dua sampai tiga orang sekaligus.

Gozleme

Di Desa Cumalikizik ini juga terdapat minuman yang sangat unik, yang disebut dengan Karadut Suyu. Minuman ini dibuat dari sari buah mulberi yang masih segar.

Penduduk di Desa Cumalikizik ini hidup dengan cara yang sangat tradisional, mereka mengenakan pakaian yang mirip baju pada era Ottoman dan membuat roti sendiri yang disebut dengan Gozleme, seperti yang dilakukan oleh leluhurnya.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon