Masjid Al Jabbar/Net
Masjid Al Jabbar/Net
KOMENTAR

DI Indonesia masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat muslim, namun juga dijadikan tempat melakukan beragam aktivitas, salah satunya adalah berwisata religi, terutama pada masjid yang memiliki arsitektur yang unik dan indah seperti masjid terapung.

Beberapa masjid terapung yang sering dijadikan tempat wisata antara lain:

1# Masjid Terapung Al- Alam, Kendari
Masjid ini berlokasi di tengah Teluk Kendari, tepatnya di Jalan Masjid Al Alam, Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dikutip dari Khazanahmasjid, masjid kebanggaan masyarakat Kendari  ini dapat menampung sekitar 10.000 jemaah. Keunikan masjid ini terletak pada kubahnya. Kubah utama berbentuk mekar bunga, dengan kelopak berjumlah delapan dan Geser Nabawi yang menyerupai kubah di Masjid Nabawi.

2# Masjid Al Jabbar, Jawa Barat
Masjid ini dibangun di daerah Gedebage, Bandung, Jawa Barat pada tahun 2017. Masjid ini didesain oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang pada saat itu menjabat sebagai Walikota Bandung.

Nama Al Jabbar diambil dari nama salah satu Asmaul Husna, yang artinya Maha Gagah, Maha Kuasa. Masjid yang mampu menampung 60 ribu jemaah tersebut dibangun di atas kolam retensi yang dapat menampung 210.000 kubik air yang berfungsi menjadi pengendali banjir di wilayah tersebut. Masjid ini juga dilengkapi dengan museum sejarah Nabi Muhammad SAW, perpustakaan dan ruang pertemuan yang dapat digunakan menjadi tempat seminar. 

3# Masjid Terapung Amahami, Bima
Masjid berbentuk futuristik ini selesai dibangun pada tahun 2017 di dekat Pantai Amahami yang ramai dan indah.

Masjid ini menyatukan filosofi masyarakat Bima yaitu “Nggusu Waru” yang artinya adalah orang yang bertakwa kepada Allah SWT dan Uma Lengge yang merupakan bangunan tradisional suku Mbojo di Bima yang mengacu kepada sesuatu “tinggi dan mengerucut”.

Filosofi tersebut disandingkan dengan desain bintar Al Quds yang merupakan simbol terkenal di Islam, berbentuk bintang segi delapan yang melambangkan kemakmuran.
Selain itu terdapat pula ornamen khas Bima, yaitu Bunga Satako, yang artinya adalah bunga setangkai yang memiliki filosofi bahwa seseorang harus bisa menebarkan kebaikan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya seperti bunga yang menebarkan aroma harum untuk sekelilingnya.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon