Yuk, buat tempe sendiri!/ FARAH
Yuk, buat tempe sendiri!/ FARAH
KOMENTAR

BUKA Pangan bekerja sama dengan Indonesian Tempe Movement (ITM) melakukan kegiatan pelatihan pembuatan tempe dalam rangka edukasi pencegahan stunting dengan pemenuhan pangan bergizi baik yang mudah dan murah, bertempat di MT Nurjadiid, Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi, pada Sabtu (10/12/2022).

Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kepada 50 ibu rumah tangga di wilayah Bantar Gebang tentang tempe sebagai panganan lokal yang mudah didapat, murah, dan mengandung protein tinggi untuk dijadikan alternatif pemenuhan gizi keluarga.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Buka Pangan ( diwakili Ir. Mirah Hartika selaku Presiden Direktur Buka Pangan) dan ITM (diwakili Wida Winarno selaku pendiri ITM) untuk melakukan edukasi dan pembinaan masyarakat dalam rangka meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dengan kegiatan “menempe” sebagai langkah pencegahan stunting.

Pendiri Indonesian Tempe Movement Wida Winarno menegaskan urgensi pemenuhan gizi sejak bayi berada dalam kandungan hingga usia dua tahun.

“Penting sekali menginformasikan kepada masyarakat terkait kecukupan gizi di 1.000 hari pertama usia manusia, yang dihitung sejak masih berada di dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Karena kecukupan gizi tidak hanya berpengaruh secara fisik, namun juga secara kognitif. Bila kebutuhan tersebut tidak tercukupi, akan menimbulkan berbagai masalah kesehan dan kecerdasan seseorang di masa depannya,” ujar Wida.

Ir.Mirah Hartika selaku Presiden Direktur Buka Pangan mengungkapkan bahwa persoalan stunting merupakan persoalan yang sangat serius yang berdampak besar terhadap produktivitas sumber daya manusia.

Buka Pangan sebagai lembaga filantropi Islam yang berbasis dana zakat, infaq, sedeka, serta wakaf (ZISWAF) menganggap bahwa masalah stunting merupakan masalah umat yang perlu perhatian khusus, karena masalah ini dapat membuat masyarakat menjadi golongan Mustad’afin, yaitu orang-orang yang terlemahkan secara sistem dan keadaan.

Dilihat dari data yang dilansir dari Kementerian Tenaga Kerja, sekitar 54 persen tenaga kerja yang ada di Indonesia merupakan penyintas stunting.

Untuk mengatasi hal tersebut, Buka Pangan berupaya menyalurkan  ZISWAF dari para muzakki (orang-orang yang berzakat) kepada para mustahik (orang-orang yang berhak menerima zakat), yang salah satunya adalah masyarakat miskin agar dapat berdaya untuk memenuhi gizi keluarga.

M. Irpan Syahputra, Head of Program Buka Pangan menjelaskan tentang alasan pemilihan Bantar Gebang sebagai lokasi kegiatan.

“Buka Pangan prihatin dengan masalah stunting, karena tidak hanya menjadi masalah saat ini namun juga masalah di masa depan. Kami memilih wilayah Bantar Gebang karena di daerah ini masih banyak masyarakat yang termasuk golongan asnaf atau golongan yang penerima zakat, di antaranya yaitu masyarakat miskin. Karena penyaluran zakat harus tepat sasaran.”

“Kegiatan hari ini merupakan langkah awal, ke depannya kita akan melakukan social mapping untuk melihat kesiapan masyarakat Bantar Gebang  untuk diberdayakan. Karena sebagai lembaga amil zakat kita memiliki dua program, tidak hanya karitatif (pemberian bantuan secara langsung) namun juga empowerman (pemberdayaan masyarakat),” imbuh Irpan.

Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 50 orang ibu rumah tangga diajari cara mudah membuat tempe dari kedelai oleh tim ITM, yang diharapkan dapat dipraktikkan dalam keseharian agar kebutuhan gizi keluarga khususnya protein dapat tercukupi.

Mereka tampak antusias saat membuat tempe dan membawa pulang hasilnya agar dapat diamati prosesnya dan dikonsumsi dalam dua hari ke depan.

“Pembuatan tempe ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan di lingkungan mana saja. Kegiatan ini tidak memerlukan pendidikan khusus dan dapat dikerjakan secara bersama-sama sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar di masyarakat. Diharapkan kegiatan ini dapat membantu pemenuhan gizi secara mudah dan murah untuk mencegah terjadinya stunting serta membantu meningkatkan perekonomian masyarakat ,” pungkas Wida Winarno kepada Farah.id.




Universitas Mercu Buana Sumbang Dua Sumur Resapan di Masjid At Tabayyun

Sebelumnya

Didukung Jago Syariah, Halal Fair 2024 Siap Melejitkan Pasar Produk Halal Yogyakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E