Para mahasiswa UGM penemu tongkat pintar, sedang menunjukkan cara kerja tongkat yang diperuntukkan bagi lansia dan tunanetra/Net
Para mahasiswa UGM penemu tongkat pintar, sedang menunjukkan cara kerja tongkat yang diperuntukkan bagi lansia dan tunanetra/Net
KOMENTAR

ENAM orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, membuat inovasi baru. Yaitu, tongkat pintar yang diperuntukkan bagi lanjut usia (lansia) dan penyandang tunanetra.

Oleh Johana Gracia dan Kristian Bima Aryayudha (Elektronika dan Instrumentasi), Kennisikiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer), Abdul Adzim Iftikar Mardiansjah (Teknik Mesin), Yovanti Trifa Mivea (Elektronika dan Instrumentasi), Elmara Nugra Ristia (Kehutanan), dan Fatma Tiara Mahfudiani (Kehutanan), tongkat itu diberi nama In-SWALST (loT Based Smart Walking Stick for Real Time Health Monitoring).

Tongkat pintar ini sangat canggih. Mengapa demikian? Tongkat ini memiliki sejumlah fitur penting, seperti sensor pendeteksi kesehatan berupa saturasi oksigen, detak jantung, dan suhu tubuh, yang terhubungan langsung ke website In-SWALST, secara real time.

“Ide ini diawali dari keprihatinan kami yang melihat lansia rentan sekali terjatuh. Nah, tongkat pintar ini didesain agar mereka selalu terjaga dan tak mudah jatuh. Kami lengkapi pula dengan data kesehatan yang sudah terukur melalui tongkat ini, yang akan langsung masuk ke website,” jelas Johana.

Keunggulan lain dari tongkat pintar tersebut adalah:

  • Fungsi proteksi

Tongkat In-SWALST ini memiliki fungsi proteksi, di mana ia akan bergetar saat terdapat objek di depan pengguna yang berjarak sekitar 75 cm. Dengan fitur ini, dapat menurunkan risiko terjatuh karena menabrak objek.

  • Sensor posisi

Dilengkapi pula dengan sensor posisi, di mana saat tongkat maupun pengguna terjatuh, maka alarm akan berbunyi, sehingga orang-orang di sekitar bisa datang memberikan bantuan.

  • Sensor genangan air

Untuk mengurangi risiko terpeleset, tongkat pintar ini dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi genangan air. Sensor tersebut bekerja dengan menghasilkan getaran yang bisa langsung dirasakan para lansia dan tunanetra saat berada di genangan air.

  • Fitur GPS

In-SWALST juga dilengkapi fitur GPS yang berguna untuk mencari lokasi terakhir dari tongkat, yang bisa diakses melalui website In-SWALST.

  • Lampu LED

Tambahan lainnya adalah lampu LED, yang menyala otomatis.

“Ke depannya, kami juga berharap tongkat ini bisa terintegrasi dengan pihak rumah sakit dalam hal monitoring kesehatan pasien lansia dan tunanetra,” demikian Johana.




Menteri Kebudayaan Fadli Zon Dukung Film “Women from Rote Island” Berlaga di Academy Awards ke-97

Sebelumnya

Kolintang Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO: Menteri Fadli Zon Dorong Kolaborasi Majukan Budaya Bangsa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News