KOMENTAR

DALAM membina rumah tangga, selalu ada saja masalah yang dihadapi. Entah itu datang dari pasangan, anak, orangtua, atau lainnya, bisa membuat hubungan yang harmonis menjadi retak.

Mungkin alasan-alasan di atas masih bisa dicarikan solusi, namun ketika pasangan mendua, rasanya kata maaf sulit untuk terucap. Mengakhiri hubungan akhirnya dianggap sebagai hal yang paling pantas untuk dilakukan.

Beberapa hal di bawah ini seringkali dijadikan alasan seseorang mendua:

  • Butuh Teman Cerita

Ketika rumah tangga dihadapkan pada berbagai masalah, tentunya kita butuh tempat untuk bercerita. Tidak mengapa jika bercerita kepada orangtua. Tapi menjadi masalah ketika kita justru lebih nyaman bercerita dengan lawan jenis.

  • Kekurangan Finansial

Sebenarnya ini menjadi klise, karena sejatinya saat memutuskan menjalin hubungan serius dengan seseorang, sesulit apapun baiknya dijalankan bersama. Tapi, masalah finansial menjadi alasan teratas mengapa seseorang memilih mendua.

  • Mencintai Pasangan Orang Lain

Ada pepatah yang mengatakan, rumput tetangga lebih hijau dan segar ketimbang rumput di rumah sendiri. Alasan inilah yang kemudian melatarbelakangi seseorang mencintai pasangan orang lain.

  • Selalu Merasa Kurang

Tidak hanya kurang finansial, tapi apapun yang dilakukan pasangan selalu saja salah. Ada saja kurangnya, yang pada akhirnya dijadikan alasan untuk mendua.

Tentu berat menerima kenyataan demikian. Rasa ingin langsung menyudahi hubungan, pasti terlintas di pikiran. Tapi, coba beberapa cara elegan ini sebelum kamu berpikir untuk mengakhirinya.

Yang pertama, kendalikan emosi. Keputusan yang diambil berdasarkan emosi semata, justru akan membawa penyesalan di kemudian hari. Kedua, setelah emosi terkendali, sediakan waktu untuk berbicara. Quality time, dengarkan apa yang menjadi alasannya dan utarakan perasaan masing-masing.

Saat alasannya mendua sudah kamu dengarkan, silahkan pertimbangkan Langkah selanjutnya. Apakah kira-kira masih bisa diperbaiki atau memang cukup sampai di sini. Tapi yang terpenting, cobalah untuk memaafkan. Pertama, cobalah memaafkan diri sendiri dan selanjutnya maafkan kesalahan pasanganmu.

Ratih Ibrahim, seorang psikolog mengatakan, apapun keputusan yang diambil, move on.

“Kalian harus berubah untuk mencapai hubungan yang lebih baik. Buat perubahan yang diharapkan dan disepakati dalam bentuk sikap dan tindakan nyata,” demikian Ratih.




Film Horor dan Dampak Psikologisnya terhadap Anak

Sebelumnya

Tidak Mendapat Hak Waris, Ini yang Nanti Diterima Anak Adopsi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family