Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

TAK ada yang bisa memilih, apakah ia akan terlahir dari keluarga harmonis atau keluarga yang broken home. Ketika kamu hadir di keluarga yang tidak baik-baik saja, tentunya ada banyak persepsi negatif yang kamu terima.

Konsentrasi belajar, pekerjaan, hubungan percintaan, atau hubungan sosial lain, akan terganggu. Anak broken home juga bisa menjadi posesif, tidak dapat mengekspresikan diri sendiri, bahkan seringkali digeneralisasi buruk oleh masyarakat, dan dianggap sebagai anak yang kekurangan kasih sayang serta tidak punya masa depan.

Mungkin memang demikian keadaannya, tapi masih banyak anak broken home yang mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orangtuanya, meskipun sudah berpisah. Dan, banyak pula anak broken home yang sukses dan berprestasi.

Orangtua, baik itu single mom atau single father, ada baiknya bantu anak untuk bangkit dari trauma akibat broken home. Lakukan beberapa cara seperti ini:

-    Belajar menerima kenyataan. Awalnya memang berat, tapi dengan menerima kenyataan, anak akan lebih kuat dan dewasa, serta tetap bersyukur.
-    Tetap optimis. Bantu anak untuk melakukan hal yang tepat dengan cara yang tepat pula. Jangan ragu menemui ahli, jika memang membutuhkan.
-    Fokus pada tujuan hidup. Berusahalah membantu anak untuk menggapai tujuannya, tidak peduli seberapa besar masalah itu.
-    Berpikir positif. Apapun itu, yakinkan anak bahwa ia akan berhasil mencapai cita-citanya.
-    Selalu bersyukur. Jangan selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain yang dirasa lebih beruntung. Bantu anak untuk keluar dari ‘jebakan’ itu.

Anak, bagaimanapun juga dan berasal dari keluarga seperti apapun, tetap membutuhkan dukungan dan kasih sayang untuk mampu menggapai masa depannya. Jadi para orangtua, meskipun sudah berpisah, tetaplah saling terhubung dengan mantan untuk membantu anak menjadi orang yang sukses.




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting