Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

Maka makin tenanglah hatinya Khadijah, apapun yang menimpa suaminya di Gua Hira bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Bahkan itulah kejadian yang menakjubkan, sebab suaminya telah resmi menjadi nabi utusan Allah, yang mengemban misi penyebaran agama Islam.

Khadijah pulang lagi ke rumah dan menemui suami untuk mengabarkan sesuatu yang membahagiakan hati. Ternyata malaikat yang telah mendatanginya telah menyampaikan suatu misi suci. Agar suaminya lebih yakin, Khadijah mengajak Nabi Muhammad untuk bertemu sang ahli agama-agama langit.

Muhammad Fuad Abdul Baqi pada kitab Al-Lu'lu' wal Marjan #1 (2011: 51-52) menguraikan:

Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abd Al-Uzza, sepupu Khadijah. Dia telah menganut agama Nasrani pada masa jahiliah. Dia menulis buku berbahasa Ibrani dan menulis Injil dengan bahasa Ibrani sebanyak yang dikehendaki Allah. Dia lelaki tua dan telah buta.

Khadijah berkata kepadanya, “Wahai sepupuku, dengarlah perkataan keponakanmu.”

Waraqah berkata, “Keponakanku, apa yang engkau lihat?”

Rasulullah menceritakan kepadanya apa yang beliau lihat. Waraqah berkata, “Dia adalah pembawa berita rahasia yang turun kepada Musa. Seandainya saja aku pada saat itu masih muda, dan seandainya aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu.”

Rasulullah berkata, “Apakah mereka akan mengusirku?”

Dia berkata, “Ya. Tidak ada seorang pun yang membawakan seperti yang engkau bawakan, kecuali ia akan dimusuhi. Jika aku masih hidup ketika hari itu tiba, maka aku akan menolongmu dengan sungguh-sungguh.”

Jelas sudah apa yang terjadi, Nabi Muhammad telah resmi menjadi utusan agama Allah. Khadijah langsung menjadi orang pertama yang menyatakan diri beriman atau memeluk agama Islam, yang menerima dakwah Rasulullah pertama kalinya. Dan Khadijah pula yang bertekad jauh di lubuk hatinya bersiap diri membela suaminya dalam menyebarkan ajaran suci.

Maha Suci Allah yang telah memilihkan istri sekaliber Khadijah. Sehingga untuk kejadian besar turunnya wahyu pertama kali sekaligus pelantikan nabi telah menjadi ajang pembuktian kualitas dirinya sebagai perempuan pilihan.      




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Sirah Nabawiyah