Gua Hira, tempat pertama Rasulullah menerima wahyu/ Net
Gua Hira, tempat pertama Rasulullah menerima wahyu/ Net
KOMENTAR

Surat Al-Alaq ayat 1-5, yang artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Kebanyakan ulama menyebut surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad, yang disampaikan oleh malaikat Jibril.

Sebagaimana yang tercantum dalam Tafsir Imam Syafi'i, Syaikh Ahmad Mushthafa al-Farran (2007: 669) menyebutkan bahwa Imam Syafi’i berkata, “Dikatakan, wallahu ’alam, bahwa ayat yang pertama kali diturunkan Allah Swt. kepada Rasul-Nya  adalah artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,” dan ayat sesudahnya. Kemudian setelah ayat ini, Allah Swt. menurunkan perintah yang tidak disampaikan dalam ayat ini, yakni perintah menyeru orang-orang musyrik untuk menyembah Allah.      

Khalwat panjang yang dijalani dengan kesabaran pun membuahkan hasil yang menakjubkan, di Gua Hira itu pula beliau resmi dilantik sebagai nabi akhir zaman. Terbuktilah semua tanda-tanda yang dipahami oleh orang-orang yang lurus, yang melihat sejak berbagai keajaiban yang melekat pada diri Rasulullah sedari kecilnya, ternyata nabi yang dinanti-nanti itu diutus Tuhan di semenanjung Arabia, di kota Mekah yang suci.

Tidak ada pesta, upacara ataupun acara, dikarenakan lebih agung dari seremoni apapun jua, pelantikan beliau sebagai nabi berlangsung bersamaan dengan turunnya wahyu suci dari Ilahi. Tahannuts dengan menyepi di Gua Hira telah menjadikan beliau pengemban misi mulia, bukan hanya menyelamatkan masyarakat jahiliah Mekah, tetapi juga menerangi seluruh dunia dengan cahaya Islam.

Amanah ini teramat berat, karena yang beliau pikul merupakan misi teragung dalam syiarnya agama Islam di persada bumi. Dan sejarah akan terus mencatat dengan tinta emas betapa heroiknya peran Khadijah mendampingi jalan cinta suaminya.
 

 




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Sirah Nabawiyah