Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

UANG tunai kini lebih banyak digunakan untuk berbelanja bahan pokok di pasar tradisional atau warung-warung kecil yang dikelola rumah tangga.

Selebihnya, mulai dari belanja di minimarket, menikmati secangkir kopi di coffee shop, membeli kebutuhan sekolah anak di marketplace, berbelanja fesyen di bazar, hingga membeli tiket pesawat terbang, kita sudah bisa menggunakan dompet digital.

Ya, digitalisasi memang mengubah berbagai aspek kehidupan kita. Salah satunya di bidang keuangan, kita dimudahkan dengan hadirnya dompet digital.

Secara sederhana, dompet digital alias e-wallet merupakan sebuah aplikasi yang bisa dioperasikan dengan smartphone untuk melakukan sejumlah transaksi, dengan berbagai menu yang didesain untuk mempermudah penggunanya dan menggunakan kata sandi sebagai pelindung.

Bank Indonesia menyebut dompet digital sebagai layanan elektronik untuk menyimpan data instrumen pembayaran seperti alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan uang elektronik, yang dapat menampung dana untuk melakukan pembayaran.

Di Indonesia, regulasi yang mengatur penggunaan dompet digital adalah Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/41/DKSP tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Regulasi tersebut mengatur penggunaan dompet digital untuk membayar barang dan tagihan.

Agar masyarakat merasa aman dan terhindar dari hal-hal yang merugikan, sebaiknya menggunakan dompet digital yang telah mengantongi izin Bank Indonesia.

Dari total pengguna mobile wallet Tanah Air sebanyak 63,6 juta orang (25,6 persen dari populasi), survei "Boku: 2021 Mobil Wallets Report" menunjukkan bahwa OVO menempati peringkat pertama dompet digital dengan pertumbuhan transasksi sebesar 10,7 juta USD.

Sementara itu, survei DataSocial tahun 2021 juga menempatkan OVO menjadi aplikasi dompet digital yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia pada tahun lalu (58,9 persen).

Dari dua survei di atas, OVO bersaing ketat dengan Gopay, ShopeePay, Dana, dan LinkAja. Kelima developer terus berlomba dalam mempermudah penggunaan dompet digital, dengan menambah fitur, memperluas jaringan, dan teknologi yang user friendly.

Ternyata, semakin mudahnya teknologi yang digunakan dalam dompet digital tanpa disadari justru bisa menjadi bumerang bagi kita yang menggunakannya.

Banyak dari kita yang kemudian sulit mengerem kebiasaan belanja dan makan di luar bahkan kebablasan hingga mengganggu cash flow setiap bulan.

Nah, jika sudah kebablasan, dompet digital yang seharusnya menjadi hal praktis untuk memudahkan keseharian malah berbalik menjadi beban yang memberatkan hidup kita.

Agar kantong tidak jebol, berikut ini 5 tips berhemat yang bisa kita lakukan seperti dilansir laman resmi Bank Permata.

1# Jadikan dompet digital sebagai pengatur keuangan

Alih-alih boros, jadikan dompet digital sebagai 'manajer' keuangan kita. Jika kita punya lebih dari satu dompet digital, masukkan dana sesuai fungsi masing-masing. Misalnya, satu dompet untuk kebutuhan transportasi dan belanja kebutuhan rumah tangga bulanan sementara dompet lainnya untuk membayar tagihan.

2# Tentukan batas saldo

Tegaslah pada diri sendiri dengan menentukan dana maksimal untuk dimasukkan ke dalam dompet digital sesuai kebutuhan. Misalnya, jika dompet itu digunakan untuk transportasi, maka masukkan dana untuk 20 hari kerja. Masukkan satu kali di awal bulan untuk mengurangi biaya administrasi.

3# Manfaatkan promo dengan bijak

Perhatikan syarat dan ketentuan dari setiap promo yang ditawarkan. Masing-masing dompet digital tentu menghadirkan promo berbeda. Pastikan kita memilih promo yang paling menguntungkan. Jika diskon atau cashback tidak sebanding dengan minimal pembayaran, tidak ada gunanya. Jangan sampai mengikuti banyak promo tapi ujung-ujungnya menjadi boros.

4# Top up seperlunya

Ketika melihat banyak dana tersisa di dompet digital, kita sangat mudah tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Daripada tak kuat menahan godaan, lebih baik kita mengisi dompet sesuai kebutuhan. Boleh saja top up, tapi seperlunya, dan cukup satu kali.

5# Pantau aktivitas dompet digital secara rutin

Jika di bulan ini ada tambahan pengeluaran yang bersifat tidak urgen, kita harus berusaha agar bulan depan bisa meniadakannya. Pantau pengeluaran kita untuk mengurangi sifat konsumtif dan impulsif.




Film Horor dan Dampak Psikologisnya terhadap Anak

Sebelumnya

Tidak Mendapat Hak Waris, Ini yang Nanti Diterima Anak Adopsi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family