PEJABAT World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah cacar monyet yang telah menyebar dengan cepat di berbagai penjuru dunia bisa dihentikan.
"Saat ini kami masih percaya bahwa wabah cacar monyet dapat dihentikan dengan strategi yang tepat dan dalam kelompok yang tepat, tetapi karena waktu terus berjalan, kita semua harus bekerja sama untuk mewujudkannya," ujar Rosamund Lewis, pimpinan teknis WHO untuk cacar monyet, seperti dilansir Reuters (26/7/2022).
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa wabah tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan global.
Status "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" yang ditetapkan WHO tersebut dirancang untuk memicu respons internasional yang terkoordinasi serta dapat membuka pendanaan untuk berkolaborasi dalam berbagi vaksin dan perawatan.
"WHO masih bekerja untuk menentukan mekanisme koordinasi global," ungkap Lewis.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, virus ditularkan terutama melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Hingga tahun ini, penyakit virus jarang menyebar ke luar Afrika yang endemik.
Tetapi laporan beberapa kasus di Inggris pada awal Mei mengisyaratkan bahwa wabah telah bergerak ke Eropa.
Tahun ini, tercatat ada lebih dari 16.000 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di lebih dari 75 negara. Menurut Lewis, jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi. Jumlah pasien meninggal yang dilaporkan ada lima kasus, semuanya berada di Afrika.
Sementara di Asia Tenggara, Singapura melaporkan tambahan satu kasus pada Selasa (26/7/2022) hingga total kasus cacar monyet di negara tersebut menjadi 10 kasus sejak bulan Juni, seperti dilansir CNA.
Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan bahwa pasien tersebut adalah laki-laki asal Taiwan berusia 28 tahun yang tinggal di Singapura. Pasien tersebut baru kembali dari Kanada.
Laki-laki tersebut pertama kali mengalami gejala pada 22 Juli. Ia mrerasakan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa sakit di tubuhnya. Dia kemudian juga mengalami ruam.
Cacar monyet merupakan penyakit virus yang biasanya sembuh sendiri, dengan pasien pulih dalam waktu 14 sampai 21 hari.
Mereka yang terinfeksi biasanya mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kedinginan, lesu, ruam, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Adapun di Tanah Air, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (26/7/2022) menjelaskan bahwa dari sembilan suspek yang dites, semuanya menunjukkan hasil negatif.
Menkes menambahkan pemerintah sudah menyediakan reagen di sejumlah laboratorium untuk pemeriksaan RT-PCR untuk mendeteksi virus penyebab cacar monyet. Virus penyebab cacar monyet diketahui lebih mudah dikenali dibandingkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Meski demikian, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat bahwa cacar monyet berpotensi masuk ke Indonesia. Arus mobilitas masyarakat lintas negara dan lintas benua yang mulai ramai meskipun masih suasana pandemi, membuat Indonesia harus selalu waspada.
KOMENTAR ANDA