Khatijah Chyntiadewi Nurislami (Instagram/@mankotabatuofficial)
Khatijah Chyntiadewi Nurislami (Instagram/@mankotabatuofficial)
KOMENTAR

KEBANGGAAN kini menyelimuti MAN Kota Batu, Jawa Timur. Salah satu siswi bernama Khatijah Chyntiadewi Nurislami berhasil meraih prestasi di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025. Khatijah berhasil meraih medali perak untuk cabang olahraga sambo kategori combat -59 kilogram putri.

Khatijah merupakan siswa kedua yang menyumbang medali bagi Kota Batu di ajang ini. Sebelumnya, siswa bernama Akhben Gerry Mustofa lebih dulu berprestasi di Porprov IX Jatim dengan menyabet medali perunggu cabor triathlon.

Di ajang Porprov Jatim 2025 yang berlangsung 28 Juni-5 Juli lalu, Khatijah mengikuti 2 kategori, sambo sport dan combat. Namun di cabang sambo sport, Khatijah tidak lolos di babak penyisihan.

Bagi Khatijah, pencapaian kali ini adalah sebuah dari kerja kerasnya tanpa henti. Ia berlatih dua kali sehari—pagi dan malam—dan bahkan menjalani program penurunan berat badan lebih dari 10 kilogram demi bisa masuk ke dalam kelas tanding yang sesuai. “Ini bukan proses yang mudah,” ucapnya, dikutip dari laman resmi MAN Kota Batu.

Namun bukan kali ini saja Khatijah menunjukkan kemampuannya. Pada Kejurnas 2023 lalu, ia sukses membawa pulang medali perunggu, sebuah tonggak awal yang memotivasi langkahnya hingga ke titik ini.

Khatijah, yang merupakan salah satu atlet sambo yang tengah bersinar saat ini, mengungkapkan sisi lain dari perjalanannya di dunia bela diri. Tak banyak orang yang tahu, di balik kemenangan dan prestasinya, ada kisah penuh perjuangan yang sempat menguji ketangguhannya.

“Waktu itu kaki saya sempat dislokasi karena dijegal lawan. Rasanya luar biasa sakit, tapi saya tahu saya harus tetap lanjut,” ujarnya mengenang masa sulit tersebut.

Meski sempat mengalami cedera serius, Khatijah tak menyerah. Pada laga sambo combat, ia tampil percaya diri dengan strategi yang telah dipersiapkan matang sebelumnya. Hasilnya, ia berhasil menumbangkan lawan dan mengamankan kemenangan penting.

Meski telah menorehkan prestasi, kemenangan bukan satu-satunya hal yang ingin dibagikan Khatijah. Ia tak pelit berbagi tips bagi para atlet muda atau siapa pun yang ingin meraih prestasi di sambo.

Dikutip dari NOC Indonesia, cabor sambo adalah olahraga pertarungan dan bela diri dari Rusia, singkatan dari SAMozashchita Bez Oruzhiya, yang berarti "bela diri tanpa senjata."

Sambo dikembangkan di awal dekade 1920-an oleh Tentara Merah Uni Soviet untuk meningkatkan kemampuan pertarungan tanpa senjata mereka. Sambo memiliki akar dari judo, yang dikombinasikan dengan gulat gaya internasonial dan berbagai gaya gulat tradisional.

Viktor Spridinov dan VasiliOshchepkov adalah orang-orang pertama yang mengembangkan Sambo. Mereka masing-masing mengembangkan dua gaya yang berbeda. yang kemudian berpadu dan menjadi apa yang dikenal sebagai Sambo saat ini.

Pernah berlatih di bawah asuhan pencipta judo, Jigoro Kano, Oshchepkov mengembangkan sistem berbasis judo, sementara Spridinov memiliki gaya yang lebih lembut dan tidak bergantung pada kekuatan, akibat cedera yang dialaminya pada Perang Dunia I.




Bumi untuk Generasi Masa Depan: Sulitnya Memulihkan Ekosistem Laut Dalam Akibat Eksploitasi

Sebelumnya

Kemenyan di Parfum Mewah? Wapres Gibran: Saatnya Indonesia Naik Kelas di Industri Wewangian Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon