MUSIM panas tahun ini membawa tantangan baru bagi sektor pangan Korea Selatan. Gelombang panas yang disusul hujan lebat membuat harga produk pertanian dan peternakan melonjak tajam. Beberapa jenis bahan pangan bahkan mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat, menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen.
Harga beberapa komoditas mulai menunjukkan penurunan. Kubis, yang semula dijual hampir 6.000 won per kepala, kini hanya 3.827 won. Harga buah persik juga ikut turun dari sekitar 10.000 won menjadi 7.936 won berkat potongan harga yang berlaku.
Salah satu warga mengatakan, “Mereka memberikan diskon besar-besaran untuk barang-barang seperti sayuran, harganya memang sedikit naik, tetapi saya membeli yang lebih murah daripada yang lebih mahal.”
Untuk meredam lonjakan harga, pemerintah mengalokasikan dana sebesar 35 miliar won dalam bentuk subsidi harga. Lewat program ini, masyarakat bisa menikmati diskon hingga 40% untuk berbagai produk pertanian dan peternakan, dengan batas maksimum 20.000 won per minggu per orang.
“Kami berencana untuk memperkenalkan lebih banyak buah dan sayur musiman serta berbagai barang lainnya di masa mendatang,” ujar manajer penjualan Yoo Hwa Seong, seperti dilaporkan Yonhap News TV.
Diskon diterapkan secara otomatis di toko fisik saat pembayaran, sementara pembelian online perlu menggunakan kupon khusus. Program ini berlangsung hingga 6 Agustus dan diharapkan dapat mengurangi beban belanja rumah tangga di tengah harga pangan yang sedang tinggi.
Lonjakan terbesar tercatat pada komoditas seperti kubis, yang harganya naik 31%. Daging babi pun mengalami kenaikan 9,5%. Data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga produsen naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, memperkuat sinyal bahwa tren kenaikan harga masih akan berlanjut jika tidak diintervensi.
Sebagai persiapan menghadapi ketidakstabilan pasokan dan permintaan, pemerintah telah memutuskan untuk melepas hingga 250 ton kubis cadangan per hari dan meningkatkan pasokan daging sapi Korea sebesar 30%. Pemerintah berencana melepas tambahan 1.300 ton pollack cadangan untuk produk perikanan.
Selain fokus pada konsumen, pemerintah juga memperhatikan nasib petani yang terdampak oleh cuaca ekstrem. Penilaian kerusakan sedang dilakukan, dan pembayaran klaim asuransi dijadwalkan dimulai pada tanggal 25 Juli setelah proses investigasi selesai.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan stabilitas harga pangan dapat terjaga, dan para produsen di sektor pertanian serta peternakan tetap mendapat dukungan di tengah tantangan iklim yang semakin tak menentu.
KOMENTAR ANDA