KOMENTAR

Para sahabat kemudian menyetujui untuk mengembalikan harta rampasan itu kepada Abul Ash. Jumlah yang sama, tanpa berkurang sedikit pun.

Abul Ash kembali ke Makkah. Ia mengembalikan harta titipan penduduk Makkah tanpa ada yang tersisa.

Penduduk Makkah mendoakan Abul Ash mendapat balasan yang baik karena dia sosok mulia dan menepati janjinya.

Tanpa diduga, Abul Ash berkata, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

“Demi Allah, tidak ada yang menahanku masuk Islam pada saat itu kecuali aku khawatir kalian menyangka aku akan memakan harta kalian. Sekarang setelah Allah tunaikan harta tersebut kepada kalian, aku masuk Islam.”

Abul Ash segera meninggalkan Makkah untuk menemui Rasulullah saw. dalam keadaan sebagai Muslim.

Enam tahun bukanlah rentang waktu yang singkat. Namun penantian dalam Islam bukanlah sesuatu yang sia-sia.

Rasulullah mengembalikan Zainab kepada suaminya. Keduanya kembali meniti jalan yang sama, jalan Islam menuju keridhaan Allah Swt.

Namun Allah Yang Maha Mengetahui. Pada tahun 8 Hijriah/ 629 Masehi, Zainab kembali ke hadapan Rabb-nya akibat penyakit yang ia derita. Ia meninggalkan keluarga dan sang kekasih hati untuk selamanya.

Dari Ummu Athiyyah Al-Anshariyah ra. diketahui bahwa Rasulullah memerintahkan jenazah Zainab dimandikan dengan air bercampur daun bidara. Rambut Zainab dijalin menjadi tiga jalinan. Lalu dibungkus dengan kain milik Rasulullah. Zainab kemudian dimakamkan di pemakaman Jannatul Baqi, Madinah.

Semoga Allah Swt. meridhai perjalanan hidup Zainab binti Muhammad.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur