Andriy Shevchenko, legenda tim sepak bola Ukraina, ikut dalam demo menuntut diakhirinya serangan Rusia di Ukraina/ Net
Andriy Shevchenko, legenda tim sepak bola Ukraina, ikut dalam demo menuntut diakhirinya serangan Rusia di Ukraina/ Net
KOMENTAR

SEJAK Rusia menyerang Ukraina, tagar #supportukraine, #standwithukraine, atau #saveukraine marak di media sosial.

PBB mencatat lebih dari 830.000 penduduk Ukraina telah terbang meninggalkan negara mereka. Meskipun banyak pula warga yang memilih tetap tinggal di rumah, tak peduli apa pun yang terjadi.

Para selebritas Hollywood berdarah Ukraina ramai-ramai memprotes invasi Rusia terhadap negara mereka tercinta. Di antara mereka ada Mila Kunis (That '70's Show), Milla Jovovich (Resident Evil), dan Vera Farmiga (The Conjuring).

Meskipun sejak belia telah menetap di Amerika Serikat—Vera bahkan lahir di New Jersey, ketiganya amat menghormati dan mencintai tanah leluhur mereka. Lewat media sosial, tiga perempuan itu menyuarakan dukungan mereka kepada Ukraina.

Kepedulian terhadap negara juga disuarakan Andriy Shevchenko. Legenda tim sepak bola Ukraina itu juga berdemo menuntut diakhirinya serangan Rusia di Ukraina.

Shevchenko juga mengungkapkan keyakinan bahwa Ukraina telah berhasil melalui banyak masa sulit dan membuktikan diri sebagai bangsa yang solid. Ia memuji rakyat Ukraina sebagai bangsa yang tulus, pekerja keras, dan mencintai kebebasan. Ia berharap rakyat dapat bersatu untuk meraih kemenangan yang mulia.

Ketika pemain AC Milan itu mencurahkan doa dan harapannya untuk Ukraina, militer Rusia bergerak perlahan menuju ibu kota Kyiv. Tentara dan penduduk sama-sama bersiap.

Dilansir Al Jazeera (2/3/2022), Maidan Nezalezhnosti, Alun-alun Kemerdekaan yang ikonik di Kyiv, telah dikelilingi barikade ketika konvoi tank Rusia dan kendaraan lain sepanjang 64 km bergerak perlahan menuju kota.

Hari ketujuh invasi Rusia di Ukraina dimulai dengan suara sirene peringatan serangan udara pada Rabu pagi (2/3/2022) sementara sejumlah ledakan dan insiden penembakan sudah terdengar sejak semalam.

Sedikitnya lima orang tewas dan lima lainnya terluka setelah pasukan Rusia menembaki menara televisi dan tugu Holocaust di kota Kyiv, setelah Rusia memperingatkan akan melancarkan serangan "presisi tinggi" di ibu kota Ukraina tersebut. Lokasi serangan tak jauh dari berbagai gedung apartemen.

Deretan rak-rak kosong menghiasi supermarket. Daging, keju, dan cokelat, hanya tersisa di Silpo, supermarket di distrik Pecherskyi di kota berpenduduk hampir tiga juta orang.

Semua makanan yang lebih murah telah hilang. Tak ada roti atau sayuran. Tidak ada minyak, apalagi daging atau sosis. Pihak supermarket berharap besok akan ada pengiriman. Tapi mendatangkan logistik tentu bukan perkara mudah.

Apotek di dekat Silpo dipenuhi belasan orang yang mengantre. Salju turun tetapi telah mencair. Selain antrean di depan toko kelontong, supermarket, dan apotek, jalanan tampak kosong. Warga memilih masuk stasiun metro bawah tanah terdekat yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari serangan bom.

Sekelompok tentara bersenjata lengkap memeriksa identitas warga yang memasuki stasiun. Mereka juga memeriksa setiap mobil dan truk.

Pemeriksaan ketat bukan tanpa alasan. Tentara Ukraina meyakini mata-mata Rusia sudah masuk ke Kyiv. Mata-mata itu harus ditemukan.

Setiap gedung apartemen punya ruang obrolan Whatsapp atau Viber, yang dimanfaatkan penghuninya untuk saling bertukar informasi, tips, hingga rumor. Jika ada orang asing berkeliaran di lingkungan sekitar, sekelompok warga bergegas menghampiri orang tersebut.

Tak ada lagi kondisi normal karena segalanya telah berubah drastis. Warga menyadari tugas sipil mereka untuk selalu waspada, dan itu bukan hanya soal ancaman bom. Entah sampai kapan.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News