Akhir tahun 2021 Gaza mencatat lebih dari 189.000 kasus COVID-19 dan lebih dari 1.600 kematian COVID-19, kini Kementrian Kesehatan Palestina telah mengidentifikasi kasus pertama varian Omicron/ Net
Akhir tahun 2021 Gaza mencatat lebih dari 189.000 kasus COVID-19 dan lebih dari 1.600 kematian COVID-19, kini Kementrian Kesehatan Palestina telah mengidentifikasi kasus pertama varian Omicron/ Net
KOMENTAR

KEMENTERIAN Kesehatan Palestina mengatakan bahwa varian Omicron menimbulkan risiko kesehatan yang sangat besar bagi rakyat Gaza. Di tengah kurangnya persediaan obat-obatan dan peralatan medis, Gaza tidak memiliki kemampuan memadai untuk menghadapi penyebaran varian Omicron.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mencatat lonjakan kasus Omicron di jalur yang terkepung tersebut meskipun tidak menyebutkan jumlahnya secara spesifik.

"Ada ketakutan akan adanya gelombang keempat yang kuat dan tidak terkendali akibat Omicron di Gaza," ujar pejabat Kementerian Kesehatan Majdi Dhair, dilansir The New Arab (11/1/2022).

Ada kemungkinan banyak kasus Omicron yang tidak terdeteksi. Dengan demikian, varian baru COVID-19 akan menyebar ke seluruh wilayah dalam beberapa minggu mendatang.

Hingga saat ini, hanya laboratorium pusat di Gaza yang bisa mendiagnosis Omicron. Karena itulah tantangan untuk menentukan sumber wabah baru dan pengendalian penyebaran Omicron menjadi bertambah berat.

Kondisi bertambah buruk karena Kementerian Kesehatan tidak memiliki peralatan medis yang dibutuhkan untuk menangani lonjakan kasus Omicron. Sebagian besar disebabkan blokade Israel di Gaza.

"Israel bersikeras menghalangi masuknya peralatan medis yang diperlukan seperti perangkat radiologi, ventilator, dan mesin sinar-X, dan pasokan oksigen," jelas Majdi.

Ia meminta lembaga internasional dan pembela HAM dunia untuk makin intensif menekan Israel agar mengizinkan peralatan medis masuk ke Gaza.

Selain kurangnya pasokan peralatan medis, Gaza juga menghadapi masalah lain terkait pandemi COVID-19.

Seorang konsultan Kementerian Kesehatan, Mohammed Abu Rayya, mengatakan bahwa kurang dari 500.000 penduduk Gaza dari total populasi 2 juta penduduk yang sudah divaksinasi. Angka tersebut jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk mencapai herd immunity. Ia pun mendesak warga Gaza untuk segera mendapat vaksin dosis lengkap untuk mencegah penyebaran penyakit.

Dilaporkan Reuters, Kementerian Kesehatan Palestina telah mengidentifikasi kasus pertama varian Omicron di Jalur Gaza pada 26 Desember tahun lalu. Orang tersebut adalah warga Gaza yang terinfeksi di wilayah pesisir.

Hingga akhir tahun 2021, Gaza mencatat lebih dari 189.000 kasus COVID-19 dan lebih dari 1.600 kematian akibat COVID-19.

 

 

 

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News