Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

DALAM sebuah kajian, Ustaz Andre Raditya, Founder Nasi Jumat Indonesia menjelaskan bahwa seorang Muslim hendaknya belajar untuk mengelola hati agar tidak mudah merasa kecewa. Terkait hal itu, Ustaz Andre memberikan 3 tips agar kita bisa terhindar dari rasa kecewa.

Pertama, melakukan sesuatu hanya karena Allah Swt. Meski terdengar klise, namun kita bisa belajar tentang makna lillahi ta'ala dari kisah Khalid bin Walid. Ia dipilih menjadi panglima perang kaum Muslimin oleh Rasulullah saw. Di bawah komandonya, pasukan Muslim selalu membawa panji kemenangan. Hingga sepeninggal Rasul, ia tetap menjadi panglima di masa khalifah Abu Bakar.

Namun saat Umar bin Khattab menjadi khalifah, ia mencopot Khalid bin Walid dan menggantikannya dengan Abu Ubaidah. Kecewakah Khalid bin Walid?

Tak sedikit pun semangat juangnya menurun meski jabatannya harus turun. Ia legowo menerima perintah Abu Ubaidah. Khalid bin Walid berkata, "Aku berjuang bukan untuk kepentingan Umar, aku berjuang semata karena Allah Swt."  

Kedua, menyadari kita adalah makhluk dengan setitik ilmu. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal, manusia kerap merasa paling tahu hingga memiliki ekspektasi yang sangat tinggi. Padahal dalam surah Al-Baqarah ayat 216, Allah berfirman: "Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Karena itulah seorang Muslim sejatinya bisa menjalani hidup dengan rumus sederhana, yaitu beribadah dan berdoa sebanyak-banyaknya, berikhtiar sesuai kemampuan, dan berharap sedikit saja. Karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi 5 menit ke depan, lakukan saja yang terbaik pada detik ini tanpa panjang angan-angan.

Ketiga, memahami akhirat adalah kemuliaan abadi. Sudah pasti bahwa hal yang membuat kita kecewa adalah perkara dunia. Maka jika kita ingin menghindar dari perasaan kecewa, fokuslah pada 'hadiah terindah' yang bisa kita dapat di akhirat kelak.

Dunia adalah fana dan setiap manusia pasti menemui ajalnya. Jika kondisi ekonomi tak kunjung membaik, tunaikanlah shalat dhuha dan tetaplah bersedekah semampu kita. Jika merasa gelisah dan seolah hidup terhalang tembok tinggi, tunaikanlah tahajud untuk menenangkan hati. Pahala yang dijanjikan Allah dari ibadah dan amal yang kita lakukan akan melebur segala bentuk kekecewaan kita terhadap urusan dunia.

Di tengah persaingan hidup yang kian sengit di zaman modern ini, terlebih lagi dalam kondisi pandemi saat ini, ketiga obat penawar kecewa tersebut adalah asupan terbaik bagi kita.

Jangan biarkan kekecewaan menumpuk dalam diri kita hingga membuat depresi. Sebagai Muslim, kita tak boleh berhenti berusaha untuk hidup dalam semangat lillahi ta'ala. Meski mungkin akan terbersit setitik rasa kecewa sebagai hal manusiawi, namun kekecewaan itu akan langsung terganti oleh keikhlasan. Itulah yang akan membuat kita merasa ringan untuk menjalani apa pun yang terbentang di hadapan kita. Insya Allah.

 

 




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur