Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Dalam perjalanan hidup berikutnya, kita tidak akan terperosok di jurang yang sama. Karena pengalaman adalah guru yang terbaik, termasuk pengalaman sakitnya hati.

Setiap kali rasa sakit itu terasa perih, atau teringat kembali, kita dapat berkata pada diri sendiri, “Betapa hebatnya dirimu yang mampu melaluinya, dan kamu makin hebat karena mampu bangkit lagi hingga meraih sukses!”

Kalimat positif ini boleh sering-sering dicoba dan jangan kaget kalau ternyata berpengaruh besar dalam pengembangan diri.

Ketiga, menjadikan rasa sakit sebagai energi

Ada sakit yang tak tertahankan, yang merajam hati hampir tiap hari, bahkan setiap saat membayanginya dengan kepedihan tiada tara. Barangkali kita tidak mampu melupakan sakit itu, tetapi dapat memanfaatkannya.

Rasa sakit itu menimbulkan kemarahan dahsyat, yang merupakan energi luar biasa. Nah, energi itulah yang kita salurkan demi mencapai kegemilangan.

Misalnya, seseorang yang dipecat dari perusahaan yang pernah dibuatnya berjaya. Kemudian dirinya stres bertahun-tahun, dan menutup diri dari dunia luar. Setelah tersadar, rasa sakit itu malah dialihkannya menjadi energi.

Dia membangun bisnis sendiri dan berkali-kali pula gagal. Namun, setiap kali gagal dia sengaja mengingat kembali rasa sakit itu yang membuat energinya melimpah, yang kemudian dijadikannya kekuatan untuk terus berjuang hingga meraih kesuksesan.

Akhirnya, setiap orang dapat melakukan berbagai cara menghadapi sakit hatinya, tetapi jauh lebih beruntung mereka yang tidak mudah sakit hati. Karena sakit hati itu berat, lebih berat dari rindu!

 




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur