KOMENTAR

MENYAMBUT tahun 2022, pelaku bisnis terutama UMKM harus bangkit dan maju dari masa gelap pandemi COVID-19. Namun untuk bisa menangkap peluang di tahun depan dibutuhkan kesiapan dari pelaku UMKM, salah satunya adalah kemampuan untuk go digital.

Hasil survei World Bank tahun 2021 menyebutkan bahwa UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital selama pandemi COVID-19 justru memiliki daya tahan lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan.

Hal tersebut diungkapkan Staf Ali Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto, SE., M.Si., mewakili Menteri Teten Masduki membuka webinar bertajuk "UMKM Berdaya: Peluang dan Strategi Kebangkitan UMKM 2022" yang digelar Gerakan #akuberdaya bekerja sama dengan event digital orgnizer Evapora, Rabu (01/12/21).

"80% UMKM menjadikan momentum pandemi COVID-19 dan pemicu untuk melakukan perubahan perilaku ke arah digital," kata Rully.

Ia mengapresiasi 65 juta UMKM yang berkontribusi 97% terhadap total tenaga kerja dan 61% PDB nasional, menjadikan UMKM berperan sangat penting dalam pemulihan ekonomi nasional.

Selama pandemi COVID-19 transaksi e-commerce meningkat sebesar 54% atau lebih dari 3 juta transaksi per hari, serta ekonomi digital Indonesia berpotensi senilai 124 juta USD atau kurang lebih Rp. 1.700 triliun pada 2025.

Saat ini setidaknya 25,6% UMKM sudah masuk ekosistem digital atau sekitar 16,4 juta pelaku usaha. Pertumbuhan yang terbilang sangat cepat dibanding tahun 2020 lalu yang masih di angka 13%.

Dengan target 30 juta UMKM (sekitar 47%) untuk on boarding digital di akhir 2024, perlu ada pendekatan ekosistem mencakup proses bisnis dari hulu ke hilir (end to end digital transformation) dan pendampingan bagi koperasi dan UMKM Indonesia agar dapat mengoptimalkan platform digital.

Tantangan untuk Naik Kelas

Webinar menghadirkan para pembicara  yaitu Nina Nugroho (Inisiator Gerakan #akuberdaya, Designer &CEO PT. Nina Nugroho Internasional), Dr. Indrawan Nugroho (Youtuber, CEO & Co Founder CIAS) , Helmy Yahya, MPA, Ak., CPMA, CA (Busisess Coach & Youtuber), dan Yuswohady ( Founder Indonesia Brand Forum).

Nina Nugroho mengatakan kondisi pandemi berdampak pada eksistensi pelaku UMKM karena lebih dari 90%  masih berskala mikro.

“Mereka menjalankan usaha masih skala rumah tangga, sehingga belum memiliki rantai pasok yang berkelanjutan dan barang yang diproduksi yang hampir sama dengan produk UMKM lain. Akibatnya, terjadi perang harga  yang berujung pada tidak sehatnya persaingan,” papar Nina.

Menurut Nina, ada beberapa tantangan UMKM yang menyulitkan naik kelas. Mulai dari minimnya modal usaha, ketidaktahuan cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, persoalan distribusi barang, minimnya pengetahuan pengenai pemasaran online, branding, tidak memiliki mentor, hingga kendala pada izin usaha.

“Dalam webinar ini,  para pakar membahas strategi dari sudut pandang pemerintah dan para professional terkait peluang menjawab tantangan UMKM Indonesia agar dapat naik kelas di 2022. Dari webinar ini diharapkan UMKM semakin terlejitkan keberdayaannya, dapat melihat peluang-peluang yang terbuka lebar di tahun 2022, sehingga mereka dapat menyusun strategi untuk pulih dan meroket,” jelas Nina.

Naik Kelas untuk Hidup Sejahtera

Hal senada diungkapkan Pakar Inovasi sekaligus Youtuber Dr. Indrawan Nugroho,  bahwa 2022 adalah tahun peluang bagi UMKM, namun peluang tersebut tidak akan membawa pengaruh baik jika mereka tidak memiliki strategi menangkap peluang tersebut.

“Kalau pun ada yang menangkapnya, tapi cara menjalankan bisnisnya tidak jauh beda dengan bisnis sebelumnya, akhirnya peluang itu jadi tidak tertangkap,” jelas Indrawan.

Penulis buku best seller Rise Above the Crowd tersebut menceritakan bagaimana Menteri Teten menyampaikan harapannya pada pihak swasta untuk membantu pemerintah menaikkan taraf hidup UMKM di Indonesia melalui inkubasi.

“Target pemerintah saat ini adalah UMKM naik kelas. Lalu, apa yang perlu dilakukan UMKM untuk naik kelas? Kenapa (harus) naik kelas? Karena kita pasti ingin sejahtera, ingin memberikan yang terbaik untuk anak, istri, suami, dan orangtua. Semua itu butuh modal, dan ikhtiar membangun usaha harus punya strategi, supaya tahun depan menjadi tahun peluang, kita benar-benar bangkit, kita benar-menangkap peluang itu,” urai Indrawan.

Indrawan membagi 3 peluang dan 3 strategi yang dapat ditempuh pelaku UMKM, yaitu:

1. Ikuti pelanggan Anda

Jangn hanya memikirkan bagaimana produk bisa laku dan cara promosinya, tapi mesti customer oriented; siapa pelanggan yang disasar dan kesukaan mereka.

“Dari riset Mc Kinsey, 75 persen pelanggan telah mengubah perilaku cara berbelanja. Mereka kini mulai melakukan uji coba brand baru, punya pertimbangan baru berbelanja di tempat baru, dan mencoba metode berbelanja. Lantas bagaimana menjaga pelanggan? Kuncinya ikuti pelanggan Anda,” papar Indrawan.




Din Syamsuddin Jadi Pembicara dalam Sidang Grup Strategis Federasi Rusia-Dunia Islam di Kazan

Sebelumnya

Buku “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina” Karya Teguh Santosa Hadir di Pojok Baca Digital Gedung Dewan Pers

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News