Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PERNAHKAH Bunda menemui anak sedang berbicara sendiri? Atau anak tiba-tiba meminta Bunda untuk menyiapkan makanan atau minuman entah untuk siapa? Bunda, bisa jadi itu tanda anak memiliki teman khayalan.

Banyak orangtua khawatir dan berpikir bahwa anak yang memiliki teman khayalan adalah anak yang kesepian. Ia tidak memiliki teman di dunia nyata. Bahkan ada beberapa orangtua yang beranggapan anaknya memiliki gangguan kejiwaan seperti skizofrenia.

Stop berpikir demikian, ya Bunda! Berikut fakta-fakta mengenai teman khayalan anak, yang berhasil dikumpulkan Farah.id.

Hampir semua anak punya teman khayalan

Ya, hampir semua anak punya teman khayalan. Teman khayalan tidak hanya dimiliki oleh anak pemalu, kesepian, atau sulit bersosialisasi. Anak-anak yang supel dan berani pun bisa punya teman khayalan.

Jadi, stop khawatir dengan kemampuan sosialisasi anak saat mereka memiliki teman khayalan.

Kapan dan mengapa anak-anak memiliki teman khayalan?

Umumnya anak-anak akan memiliki teman khayalan ketika sudah lancar berbicara. Pada fase tersebut, anak-anak sangat suka bermain dan berinteraksi sosial. Sayangnya, ia tidak selalu memiliki teman bicara. Nah, di situlah muncul teman khayalan.

Atau, teman khayalan bisa muncul saat mereka membutuhkan tempat yang nyaman dan aman untuk bercerita. Misalnya, cerita tentang kesedihan dan ketakutan yang mereka alami.

Dengan memiliki teman khayalan, anak tidak merasa takut dimarahi, dicela, atau ditertawakan.

Mereka tahu bahwa teman khayalannya tidak nyata

Karena itu teman khayalan mereka, maka anak-anak bisa dengan mudah menggambarkan secara detil sosok teman khayalannya. Bahkan saat menggambarkan, Bunda bisa yakin kalau sosok itu nyata.

Tapi jangan khawatir, anak-anak tetap mengerti bahwa teman khayalannya tidak nyata. Bagaimana pun teman khayalan adalah bentuk imajinasi anak.

Dan, teman khayalan ya itu tidak harus sosok manusia, loh. Bisa berbentuk hewan seperti unicorn, pegasus, atau gabungan antara hewan dengan manusia.

Teman khayalan membantu tumbuh kembang anak

Positifnya memiliki teman khayalan adalah dapat membantu tumbuh kembang anak, terutama dengan lingkungan baru. Misalnya saat anak harus tidur sendiri, mulai bergaul dengan teman, masuk sekolah, dan lainnya.

Teman khayalan itu berfungsi untuk membantu anak menghadapi ketakutannya dan beradaptasi. Bahkan untuk mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Juga melatih kemampuan komunikasi anak.

Beberapa penelitian menemukan, anak yang punya teman khayalan memiliki kemampuan kognitif, kreativitas, serta fokus yang tinggi.

Apa yang harus dilakukan orangtua?

Biasanya, teman khayalan memiliki ketakutan, kesukaan, dan harapan yang sama dengan anak. Jadi, sebaiknya Bunda memahami anak lebih dalam lagi. Caranya dengan bertanya mengenai segala hal tentang teman khayalannya.

Bijaksana hadapi teman khayalan anak, jangan menyalahkan teman khayalan ya saat anak melakukan kesalahan. Lebih baik, ajak anak untuk bertanggung jawab akan tindakannya.

Tapi, tetap waspada ya Bunda, apalagi ketika teman khayalan ya itu mengganggu kemampuan sosialisasi anak. Jika Bunda menemukam hal demikian, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog.

Intinya, keberadaan sosok yang tidak terlihat ini adalah hal yang normal. Biasanya saat anak berusia 7 tahun, sudah mulai sibuk dengan kegiatan sekolah, sosok itu akan menghilang.

 




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting