Foto: Agung Hadiawan
Foto: Agung Hadiawan
KOMENTAR

TAK ingin terpuruk akibat dampak pandemi, desainer fesyen muslim Kurzien Karzai memilih untuk berjuang dan berpikir kreatif untuk bisa bangkit.

"Banyak hikmah dan perjuangannya, tapi saya lebih fokus untuk mencari solusi, terutama bagaimana bertahan di saat pandemi. Hikmahnya, kita justru bisa menjadi lebih giat, lebih ulet, lebih sabar, dan lebih tahan banting untuk bisa mempertahankan eksistensi (sebagai pelaku industri fesyen)," ujar Kursien Karzai saat diwawancarai Farah.id usai memamerkan koleksinya di panggung fashion show Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 (28/10/21).

Selaras dengan konsep yang digaungkan ISEF, Kursien mengusung sustainable fashion dalam koleksinya yang merupakan perpaduan antara dress dan bahan rajut. Bahan rajut tersebut ia buat dengan memanfaatkan limbah sisa produksi sweater milik sebuah pabrik di Bandung, Jawa Barat.

Menariknya, Kursien mengemas bahan rajut menjadi scarf, syal, maupun outwear. Salah satu yang ditampilkan dalam fashion show adalah syal rajut berukuran panjang yang bisa dimodifikasi dalam beraneka gaya pemakaian. Hasilnya, dress tak sekadar cantik tapi juga unik. Bahan rajut yang dipakai menjadi penyempurna penampilan pemakainya.

Dress dengan nuansa warna abu-abu muda, krem, dan hijau dipadukan dengan syal rajut berwarna merah marun, kuning mustard, maupun hijau olive. Syal yang dimainkan dalam berbagai tampilan gaya tersebut menghadirkan daya pikat yang out of the box.

Menurut desainer kelahiran Cilacap tahun 1980 ini, ia mencoba menerapkan konsep sustainable fashion seiring proses kreativitasnya. Apa pun yang bisa diolah, akan dimanfaatkan. Hal itu bertujuan mengurangi limbah industri fesyen yang selama ini telah merusak bumi.

Dengan melandainya kurva kasus Covid-19 dan dimulainya new normal, apa yang ingin dilakukan seorang Kursien Karzai dalam waktu dekat?

"Saya mau launching butik dan showroom, insya Allah pada bulan Desember. Saya juga akan launching lini busana pengantin muslim. Saya juga berencana memperluas pasar busana muslim dengan mulai kembali menggelar show ke berbagai daerah," ujar Kursien optimis.

Di masa pandemi, Kursien juga menekankan pentingnya empati dan kepedulian terutama terhadap para pelaku UMKM dunia fesyen.

"Kita harus tetap (saling) membelanjakan uang karena perputaran ekonomi ini sangat penting. Itu artinya kita saling peduli dan saling membantu. Tidak bisa dibilang pemborosan jika kita membantu teman-teman UMKM. Saya misalnya, saya mungkin sedang tidak memerlukan batik, tapi saat saya melihatnya, saya akan tetap membeli. Hal itu dalam konteks saling membantu sesama pelaku industri fesyen. Insya Allah nanti rezeki akan datang dari pintu yang lain," pesan Kursien untuk para pencinta fesyen Tanah Air.

Berawal dari prestasi menjadi Runner Up Lomba Perancang Mode 2009 Femina Group, Kursien Karzai sukses menjadi desainer ternama dalam kancah fesyen Indonesia.

Hadir dengan brand Kursien Karzai sebagai premium brand, ia telah memiliki banyak pelanggan setia yang mengapresiasi keunikan koleksi busananya.

Kini, demi melebarkan pasar busana muslim sekaligus memenuhi kebutuhan banyak Muslimah di seluruh Indonesia, ia merilis Vendre Hijab sebagai second label Kursien Karzai untuk segmen reguler. Label ini fokus pada busana syar'i bergaya kasual dalam warna-warna yang lebih lembut.




Buah dan Sayur Sebagai Pengganti Skincare, Memang Bisa?

Sebelumnya

Sentuhan Mewah dan Nyaman untuk Perempuan Urban Rancangan Pricilla Margie

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga