Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PANDEMI tidak hanya merebut kebebasan, namun juga merenggut banyak nyawa. Banyak anak yang menjadi yatim piatu lantaran orangtua mereka tak kuasa melawan Corona.

Seorang ahli parenting, Barbara Coloroso, mengatakan kematian menyentuh semua anggota keluarga dan pastinya akan berpengaruh besar. Bahkan balita bisa berduka, hanya saja mereka mungkin belum bisa mengungkapkannya.

"Anak memiliki perasaan dan intuisi dengan kehilangan itu. Saat mereka bertanya, kenapa ikan itu mati, jangan sesekali mengatakan bahwa ikan itu sedang tidur. Katakan, bahwa ikan itu sudah terlalu tua dan kelelahan," katanya dalam buku Parenting Through Crisis.

Untuk anak usia 5-6 tahun, mereka mulai paham jika seseorang yang meninggal itu pasti ada sebabnya. Tubuhnya tidak lagi bisa bergerak atau bernafas.

Sebagai orangtua, jelaskan bahwa orang yang sudah meninggal tidak bisa kembali lagi. Mereka sudah tidak bisa dilihat dan jika rindu, kirimkan doa.

Psikolog anak dsri Tiga Generasi, Anastasia Satriyo mengatakan, anak perlu tahu berita meninggalnya orangtuanya. Saat menjelaskan, gunakan verbalisasi emosi.

"Misal, Bunda merasa sedih nenek meninggal. Kamu ngerasa gimana? Sedih juga nggak?," ujar Anastasia.

Lalu jelaskan pada anak bahwa orangtuanya tau kerabat yang meninggal sudah tidak bernapas lagi dan jiwanya sudah tidak di dalam badan. Dan secara fisik, mereka sudah tidak bersama kita dan tidak lagi bisa dilihat. Tapi, kita bisa tetap mendoakan.

Untuk membantu ananda memiliki pemahaman yang cukup akan hal itu, ayah dan bunda dapat mencoba beberapa tips berikut dalam menjelaskan kematian pada ananda.

1. Beri Penjelasan yang Konkret

Sebagian orang tua memilih untuk memperhalus dalam menjelaskan kematian pada balita, misalnya dengan bilang “Nenek sekarang berada di surga” atau “Paman sudah pergi ke tempat yang lebih baik”.

Menurut Ashleigh Schopen, spesialis kehidupan anak yang memberikan pendampingan kepada saudara pasien sakit berat di Children’s Hospital of Philadelphia, penjelasan seperti itu justru bisa membuat anak makin bingung karena tidak konkret.

Ia menyarankan orang tua untuk memberikan penjelasan tentang kematian yang jelas dan konkret kepada anak, seperti “Kakek sudah meninggal, artinya kakek tidak bisa bicara, makan, jalan atau melakukan apa pun seperti biasanya” atau “Paman sudah meninggal, artinya tubuh Paman dimasukkan ke dalam makam dan kita tidak bisa bertemu lagi dengannya”.

2. Bacakan Cerita
Bunda bisa membacakan anak buku yang di dalamnya terdapat cerita tentang kematian salah satu karakternya. Di tengah kegiatan membaca, bunda dapat bertanya kepada anak apakah dia mengerti apa yang dimaksud dengan meninggalnya si karakter. 

Dari situ bunda dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan si Kecil tentang kematian. Setelah itu bunda dapat menjelaskan kematian pada balita sesuai dengan tingkat pemahaman yang ia miliki.

3. Tunjukkan Kedukaan
Dalam menjelaskan kematian pada ananda, orang tua juga perlu memberikan penjelasan bahwa kejadian itu akan menyebabkan perasaan sedih atau berduka.

Katakan bahwa bila ada orang terdekat yang meninggal, kita akan merasa sedih dan bahkan sampai menangis. Katakan juga bahwa menangis karena sedih adalah tindakan yang wajar dan tidak perlu disembunyikan.

 

 




Viral Pendidikan Karakter Anak ala Kang Dedi Mulyadi: Ketika Disiplin Diajarkan dengan Cara Tak Biasa

Sebelumnya

Peran Bijak Kakek dan Nenek dalam Pengasuhan Cucu, Kapan Boleh Mengintervensi?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting