Mengobati luka di hati dimulai dari pikiran/Net
Mengobati luka di hati dimulai dari pikiran/Net
KOMENTAR

BAGAIMANA rasanya patah hati? Ibarat pembajak, patah hati menyebabkan serangkaian penderitaan emosional yang menyerang pikiran, merenggut fokus dan bahkan mendominasi kesadaran kita. Ibarat black hole, patah hati menyedot perhatian, energi serta emosi kita ke arahnya.

Begitu metafora dari patah hati yang digambarkan oleh seorang psikolog bernama Guy Winch dalam bukunya berjudul "How To Fix A Broken Heart" terbitan tahun 2018 silam.

Dia menguraikan bahwa patah hati atau mengalami luka di hati memiliki dampak seperti efek domino. Karena ketika hati terluka, maka pikiran dan tubuh juga ikut terluka.

"Patah hati bukanlah cedera sederhana atau cedera khusus. Patah hati adalah cedera yang sistematik dan kompleks. Patah hati berdampak lebih banyak daripada pikiran dan emosi kita. (Patah hati) mempengaruhi tubuh kita, bagaimana otak berfungsi dan juga hubungan kita," tulisnya.

Lantas apa yang harus dilakukan ketika kita mengalami patah hati?

"Untuk sembuh secepat mungkin, pertama-tama kita harus mendapatkan apresiasi yang lebih akurat tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh patah hati kepada kita. Dan tempat terbaik untuk memulai adalah tepat di otak atau pikiran kita," urai Winch.

1. Melepaskan
Hal yang sulit namun perlu dilakukan ketika kita mengalami patah hati adalah melepaskannya. Kalimat tersebut mudah diucapkan namun sulit dilakukan.

Pasalnya, makna "melepaskan" kerap kali bukan hanya sekedar melepaskan rasa sakit emosional yang dialami akibat patah hati, namun juga melepaskan harapan, fantasi atau kehadiran dari apa yang telah membuat luka di hati kita.

Kendati demikian, pelu tanamkan pada pikiran bahwa melepaskan akan membuat hati lebih muda diobati.

2. Self-Compassion

Jangan pernah remehkan kekuatan dari self-compassion atau kerap dimaknai sebagai mengasihi diri sendiri, dalam upaya untuk mengobati luka di hati. Dengarkan suara hati yang tidak menghakimi dan menyalahkan diri sendiri. Dengan demikian, kita akan bisa mengoreksi, membangun kembali kepercayaan diri serta memberikan pengertian pada diri sendiri bahwa kesalahan adalah bagian dari menjadi manusia. Yang terpenting adalah bagaimana memperbaiki kesalahan yang telah dibuat.

3. Menyadari adanya rongga kosong dan mengisinya

Patah hati kerap terjadi akibat kehilangan yang mendalam. Misalnya saja, kehilangan binatang peliharaan yang kita cintai. Kita sadar bahwa ada rongga di hati yang kosong, ada kehadiran yang hilang dalam kehidupan kita sehari-hari.

Namun perlu kita menggeser sedikit sudut pandang kita bahwa rongga yang kosong tersebut perlu diisi. Kita bisa mencoba dengan mengisinya dengan kegiatan, aktivitas atau hobi yang bisa kita jalani. Meski sulit, namun bukan mustahil untuk dilakukan.

"Hati kita mungkin hancut, namun kita bisa melawannya dan melanjutkan hidup ketika waktu yang cukup telah berlalu, meskipun ketika kita tidak merasa siap untuk melakukannya," tulis Winch.




Memilih Alpukat yang Tepat untuk Disantap

Sebelumnya

Tak Perlu Dicuci, Ini Cara Membersihkan Daging Sebelum Dimasak

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family