Ketenangan hati adalah rezeki terindah/ Net
Ketenangan hati adalah rezeki terindah/ Net
KOMENTAR

JIKA hati terasa sesak, jangan paksakan untuk melangkah karena bisa salah arah.

Banyak hal yang bisa menyebabkan hati terasa sesak. Ada keinginan, cita-cita, dan harapan yang ternyata tak bisa diwujudkan.

Ada yang dulunya berlebih, kini berkurang. Ada yang kehilangan pegangan hidup hingga harus tertatih. Ada yang terjebak dalam ketidakcocokan. Ada pula yang berulang kali harus mengalami kegagalan demi kegagalan.

Rasa sesak yang menyelimuti dada terdiri dari ketakutan dan kekhawatiran. Tentang bagaimana kita akan mampu bertahan hidup di tengah himpitan kesulitan. Tentu sangat tidak menyenangkan setiap pagi terbangun dengan degup jantung yang kencang, bertanya-tanya akankah kita berhasil melewati hari dengan baik.

Dalam Ath-Thalaq ayat 3, Allah berfirman “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”

Ar-Rabi bin Khutsaim menjelaskan bahwa Allah yang mencukupkan dari segala sesuatu yang menyempitkan (menyusahkan) manusia.

Lebih lanjut, Ibnu Qayyim dalam Taisirul Azizil Hamidh mengatakan bahwa Allah mencukupi orang yang bertawakal kepada-Nya dan yang bersandar kepada-Nya. Dialah yang memberi ketenangan hati ketika seseorang merasa takut. Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Siapa yang berlindung kepada Allah, meminta pertolongan, dan bertawakal pada-Nya, Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari segala yang ia takuti dan khawatirkan. Dan Allah akan memberinya segala kebutuhan yang bermanfaat.

Ayat dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa tawakal adalah jalan untuk menghadirkan rezeki berupa ketenangan hati.

Ya, rezeki tidak melulu harus berwujud materi, jabatan tinggi, atau popularitas. Di tengah pandemi, di zaman dengan perilaku hedonisme yang makin menggila, di zaman yang diwarnai hoaks dan penipuan di sana-sini, di zaman yang semakin sering terjadi bencana, ketenangan hati adalah harta yang tak ternilai.

Ketika hati merasa tenang, tubuh dan pikiran kita akan terasa kuat. Kita memiliki perisai yang membentengi diri kita dari segala keburukan dan ‘sampah’ yang membuat kita takut dan khawatir. Sama seperti perjuangan melawan Covid-19, imunitas tubuh akan terbentuk ketika seseorang bebas stres dan merasa bahagia. Kondisi tersebut tentu berawal dari ketenangan hati.

Ketenangan hati membuat kita yakin bahwa Innallaha ma’ana (Sesungguhnya Allah bersama kita, At-Taubah: 40). Dengan begitu, terhempaslah segala kecemasan yang berlebihan dari pikiran kita.

Menyisakan diri kita yang bersandar kepada kekuasaan Allah Swt. Pikiran yang berat menjadi enteng. Seolah beban berat terangkat dari dalam tubuh kita. Semua karena kita bersandar kepada Sang Penguasa dan Raja segala makhluk.

Ketenangan hati adalah rezeki yang dahsyat. Kita lebih membutuhkannya dibandingkan limpahan materi. Dengan ketenangan hati, kita justru bisa lebih fokus menyeimbangkan kehidupan. Menjadi manusia produktif untuk menghasilkan materi sekaligus menjadi manusia bermanfaat bagi sesama dan alam. Kita bisa hidup nyaman tanpa diperbudak materi.

Ketenangan hati adalah rezeki terindah. Manakala hati tenang, kita tak mudah tersulut emosi melihat banyaknya hujatan, hoaks, penipuan, berita tentang kekerasan, juga ujaran kebencian yang membanjiri dunia digital. Kita berbenah diri, lebih bijak memfilter informasi yang masuk ke otak, dan tidak gegabah memercayai kebohongan. Ketenangan hati akan menjadikan pikiran lebih cerdas dan lebih teliti.

Maka mohonkanlah ketenangan hati ke dalam munajat kita.

Allahumma innii asaluka nafsan bika muthmainnah, tu’minu biliqaaika, wa tardhaa biqadhaaika, wa taqna’u bi‘athaaika.

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu, yang mengimani pertemuan dengan-Mu, yang meridhai ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu.”

 

 

 




Para Suami Ingatlah, Kunci Rezeki Ada pada Banyak Memberi dan Bersyukurnya Istri

Sebelumnya

Abdul Mu’ti: Tiga Hikmah dari Hijrah Nabi dalam Membangun Peradaban Islam

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur