Kematangan emosional merupakan bekal penting yang akan dibawa anak hingga dewasa/Net
Kematangan emosional merupakan bekal penting yang akan dibawa anak hingga dewasa/Net
KOMENTAR

SALAH satu "bekal" penting yang perlu diberikan oleh orangtua kepada anak dalam tumbuh kembangnya adalah kematangan emosional.

Jika seorang anak memiliki kematangan emosional, maka dia akan mampu mengelola emosinya dengan baik dan hal tersebut akan sangat membantu anak dalam menjalankan aktivitasnya ataupun dalam menghadapi tantangan serta kegagalan yang mungkin muncul di masa depan.

Namun yang pelu dipahami oleh orangtua adalah, kematangan emosional bukan sesuatu yang bisa hadir sekejap mata, melainkan perlu diasah sejak dini.

"Pertama, anak perlu belajar kenal emosi diri. Apakah dia sedang marah, sedih, kesal. Karena, seringkali anak-anak tidak tahu apa yang dia rasakan. Jadi misalnya dia kesal sama temannya, tapi justru dia pukul, karena dia tidak paham perasaannya," kata psikolog dan praktisi talents mapping/observation Riani Fitria dalam ZoomTalk Farah.id bertajuk "Ayah Bunda, Yuk Dampingi Ananda Mengejar Cita-Cita Sesuai Minat Dan Bakat" pada Rabu (18/11).

Lalu, ketika anak sudah mulai mengenal perasaannya, dia bisa paham apakah dia sedang marah, senang atau sedih, maka peran orangtua selanjutnya adalah meregulasi emosi.

"Kedua, kita ajari mereka untuk meregulasi emosi. Misalnya, ketika anak marah, ajari dia untuk narik napas dalam-dalam. Atau seperti ajaran Islam, ketika marah, coba duduk. Ketika duduk masih marah, coba tiduran. Ketika masih marah juga, coba ambil wudhu," terang Riani.

Ketika anak sudah mengenal emosi dan kemudian bisa meregulasi emosi, tugas orangtua selanjutnya adalah mengembangkan kemampuan komunikasi anak.

"Ketiga, bantu anak kembangkan kemampuan komunikasi. Jadi, misal suatu hari anak pulang dari sekolah dalam kondisi marah. Sebagai orangtua, dengarkan dia bercerita soal situasi apa yang dia alami dan mengapa dia marah," ujar Riani.

"Sebagai orangtua, kita perlu peka atas apa yang dialami anak. Kita pilah ceritanya dan pahami penyebab dia marah, apa yang dia lakukan ketika marah dan apa dampaknya. Jika anak sudah tenang, pada situasi santai, baru bahas dengan anak, tujuannya adalah evaluasi dan belajar," sambungnya.

Bahas dengan anak soal tindakan apa yang sudah dia lakukan dalam mengatasi masalah.

"Jika kematangan emosionalnya sudah bagus, maka anak terbiasa dengan problem solving. Ini adalah keterampilan yang akan dibawa anak sampai dewasa," tandasnya.




Pemalu atau Social Anxiety? Yuk Kenali Tanda-Tandanya, Bunda!

Sebelumnya

Anak Slow Response Saat Diperintah, Ayah Bunda ‘Berkaca’ Dulu Sebelum Marah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting