Kamala Harris dalam debat wakil presiden/Net
Kamala Harris dalam debat wakil presiden/Net
KOMENTAR

SEMUA mata terarah ke Salt Lake City, saat acara debat calon wakil presiden AS berlangsung Rabu (7/10) waktu New York, atau Kamis pagi (8/10) waktu Indonesia. Kamala Harris, calon wakil presiden AS dari Partai Demokrat terlihat tampil memikat dengan ulasannya pada sesi pertama mengenai Covid-19.

Acara debat yang dimoderatori  Susan Page, Kepala Biro Washington USA Today, berlangsung jauh lebih tenang dibandingkan dengan debat putaran pertama antara Donald Trump dan Joe Biden di Cleveland pekan lalu.

Harris mengungkapkan apa yang akan dilakukan oleh pemerintahan Biden terkait penanganan virus corona akan sangat berbeda dengan apa yang dilakukan pemerintahan Donald Trump.

"Rakyat Amerika telah menyaksikan kegagalan terbesar dari administrasi kepresidenan mana pun dalam sejarah negara kita," kata Harris, dari siaran langsung acara debat yang disiarkan ABC New, Kamis pagi (8/10).

"Dan ini masalahnya, pada 28 Januari lalu, wakil presiden dan presiden (Pence dan Trump) telah diberitahu tentang sifat pandemi Covid-19 ini, mereka tahu apa yang terjadi, tetapi mereka tidak memberitahumu (soal bagaimana harus menangani pandemi)," kata Harris.

Harris mengeluhkan pemerintahan Trump yang dianggapnya tidak memiliki rencana yang matang terhadap permasalahan Covid-19.

"Anda menghormati orang Amerika saat Anda mengatakan yang sebenarnya kepada mereka," katanya, seraya meyakinkan bahwa pemerintahan Biden akan menerapkan perencanaan yang matang dan menyeluruh, mencakup pelacakan kontak, pengujian, dan pemberian vaksin yang gratis untuk semua.

Harris juga mengingatkan bahwa semua orang harus berhati-hati terhadap ajakan atau seruan yang dianggap belum terbukti kebenarannya.

Kecuali jika seruan itu sumbernya berasal dari lembaga atau otoritas berwenang.

"Jika profesional kesehatan masyarakat seperti Dr. Fauci (kepala Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat memberi tahu kami bahwa kami harus meminumnya (vaksin), saya akan menjadi yang pertama dalam antrean untuk meminumnya, tentu saja," kata Harris. "Tapi jika yang menyerukan adalah Donald Trump (yang tidak memiliki kapasitas itu) saya tidak akan menerimanya."

Dari debat ini, dapat disimpulkan bahwa Harris menginginkan penanganan yang jauh lebih baik dan merata untuk semua warga Amerika, dan bahwa ia bersama calon presiden Joe Biden akan memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan rayat Amerika jauh lebih baik dari yang diberikan pemerintahan Trump.




Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Sebelumnya

BMKG: Hujan Intensitas Ringan Hingga Lebat Berpotensi Guyur Sebagian Besar Wilayah di Indonesia Sepanjang Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News