Pakaian adat NTT dan Sasando/Net
Pakaian adat NTT dan Sasando/Net
KOMENTAR

DR. Alfredo Kono sebagai seorang tokoh ilmuwan biomolukuler sengaja kembali dari Amerika Serikat ke Indonesia untuk bergabung dengan Forum Academica NTT yang sedang gigih berjuang melawan angkara murka Covid-19 di NTT. Saya beruntung memperoleh perkenan mewawancara sang putra Indonesia terbaik ini sebagai berikut:

JS : Sebelum Anda memutuskan diri untuk kembali ke Kupang profesi apa yang anda lakukan dan di mana?

AK : Setelah lulus S3 di tahun 2019 dari Iowa State University di bidang Genetics, saya bekerja sebagai Postdoctoral Research Associate di Department of Genetics, Development and Cell Biology, Iowa State University, Ames, Iowa. Postdoc ini berjalan kurang lebih satu tahun.

Selama S3, saya mempelajari sebuah mekanisme molekuler unik pada mickroalga yang penting untuk fotosintesis. Mekanisme ini dikenal dengan nama "CO2 Concentrating Mechanism" (CCM). Untuk postdoc, saya tergabung dalam tim yang mempelajari mekanisme molekuler hormon steroid pada tumbuhan yang penting untuk pertumbuhan dan adaptasi terhadap kondisi extreme seperti kekeringan.

JS : Kenapa Anda memutuskan diri untuk kembali ke Kampung Halaman Anda?

AK : Ada dua alasan utama kenapa saya ingin kembali: 1. Sudah 18 tahun saya keluar dari pulau Timor untuk belajar, di mana 9 tahun terakhir saya habiskan di USA. Saya jarang sekali pulang ke Timor jadi saya merasa agak disconnected dengan situasi dan kondisi di NTT. Karena itu saya memutuskan untuk pulang karena saya ingin terkoneksi kembali.

2. Saya menyaksikan sendiri bagaimana USA gagal membendung penyebaran Covid-19 karena tidak secara gencar melakukan tes di awal sehingga penyebaran Covid-19 berjalan sangat cepat, banyak korban jiwa dan ekonomi terganggu. Saya tidak ingin ini terjadi di Indonesia. Karena itu, saya sangat senang ketika DR. Fima dan DR. Elcid mengajak saya untuk bergabung di Tim Pool Test.

Pool test sudah banyak dipakai di berbagai negara dan terbukti efisien dan murah untuk deteksi skala besar Covid-19. Pool test bukan hal yang susah, hanya butuh sebuah lab dengan beberapa peralatan standar biologi molekuler dan kita sudah bisa berperang melawan Covid-19. Jadi saya memutuskan pulang kampung dan bergabung dengan tim ini, setidaknya untuk enam bulan kedepan, mudah-mudahan ilmu yang sudah saya pelajari bermanfaat.

JS : Mohon Anda kisahkan tentang ihwal apa saja yang Anda sempat simak setelah kembali ke Kampung Halaman tercinta?

AK : Yang pertama saya lihat dari atas pesawat adalah pantai yang cantik dengan hamparan pasir putih. Kota Kupang dari udara terlihat kering, mirip dengan California. Kupang sudah lebih maju dan padat. Sudah ada Mall, MCD dan coffee shop; fasilitas seperti ini belum ada ketika saya sekolah di SMU Katolik Giovanni Kupang, 21 tahun yang lalu. Berikutnya, saya masih harus adaptasi dengan lalu lintas yang kurang teratur, semuanya ingin saling mendahului, ini sangat berbeda dengan apa yang saya lihat di USA. Tapi saya senang lihat orang-orang di sini, semuanya terlihat bahagia.

Mungkin karena Kupang termasuk zona hijau jadi tidak banyak yang pakai masker, tapi fasilitas kesehatan (Puskesmas) setia mengontrol kondisi saya setiap hari saat menjalani karantina mandiri di rumah. Satu hal lagi, saat meneruskan perjalanan ke tempat orang tua saya di Kota Soe melewati Jalan Lintas Timor, saya menyadari bahwa kondisi jalannya masih belum ada perubahan berarti. Meskipun demikian, saya senang sekali bisa kembali ke Timor.

JS : Selamat Datang di Kampung Halaman dan Selamat Berjuang Mengabdikan diri kepada rakyat Indonesia, Doktor Alfredo Kono! MERDEKA

AK : MERDEKA!
 




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Jaya Suprana