Ilustrasi kebakaran hutan dan penyelamatan koala di Australia/Ilustrasi Farah
Ilustrasi kebakaran hutan dan penyelamatan koala di Australia/Ilustrasi Farah
KOMENTAR

SALAH satu satwa khas Australia, koala, diprediksi akan punah di negara bagian New South Wales (NSW) pada tahun 2050 mendatang, jika tidak dicegah sesegera mungkin.

Prediksi itu adalah hasil penyelidikan yang dilakukan oleh komite lintas partai Australia.

Dalam laporan yang dirilis awal pekan ini, mereka menemukan bahwa populasi koala di NSW sangat berpotensi binasa jika tidak segera diambil langkah serius.

Bukan tanpa alasan, pasalnya, populasi satwa tersebut sangat terdampak oleh hilangnya habitat akibat kebakaran hutan, penyakit serta sejumlah peristiwa iklim beberapa tahun terakhir.

Penyelidikan tersebut menemukan, sekitar 5.000 koala diperkirakan tewas dalam kebakaran hutan akhir tahun lalu yang melalap sekitar lima juta hektar lahan di NSW.

Penyelidikan yang diserahkan kepada parlemen negara bagian itu mendesak agar para pemangku kepentingan memastikan bahwa populasi koala yang tersisa di NSW tidak binasa alias punah.

Selain karena faktor di atas, hal lain yang juga mengancam kelangsungan hidup koala di NSW adalah penebangan hutan.

Hal tersebut diperburuk dengan perubahan iklim yang memperburuk kebakaran hutan dan kekeringan, serta mengurangi kualitas makananan koala.

"Pada setiap kesempatan kami diberikan bukti yang menunjukkan bahwa undang-undang kami saat ini tidak memadai dan memfasilitasi pembukaan habitat inti koala," kata ketua komite tersebut Cate Faehrmann, seperti dikabarkan BBC.

"Strategi dan kebijakan yang ada saat ini untuk melindungi koala tidak berfungsi," sambungnya.

Dalam penyelidikan yang sama, komite membuat 42 rekomendasi, termasuk membangun taman nasional baru di daerah yang diidentifikasi dan mengurangi pembukaan lahan.

"Koala adalah hewan ikonik Australia yang diakui dunia dan harta nasional yang kami akan lakukan semampu kami untuk melindungi generasi mendatang," kata Menteri Lingkungan Hidup Matt Kean.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News