Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BENGKAKNYA tagihan listrik menjadi keluhan utama warga, belakangan ini. Apalagi pembengkakan tersebut tidak tanggung-tanggung, bahkan ada yang mencapai 200 persen.

Work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, menjadi alasan Perusahaan Listrik Negara (PLN) ketika ditanya banyaknya tagihan pelanggan yang membengkak. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak percaya dengan alasan tersebut.

Karenanya, Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo meminta warga untuk cerdas dengan memeriksa langsung besaran KWH setiap bulannya. Dari situ akan diketahui berapa jumlah pemakaian listrik pelanggan. Jika ada kebaikan dari bulan sebelumnya, maka wajar jika tagihannya membengkak.

"Kami memiliki data konsumsi listrik pelanggan  setiap bulannya. Jadi kalau masih ragu, kami siap berikan data itu. Silahkan dicocokkan," kata Yuddy.

Menurut dia, warga tinggal menghubungi kontak resmi atau posko pengaduan PLN. "Kalau pelanggan menanyakan ke call center 123, kami punya data. Ketika disampaikan kami bisa melihat riwayat pelanggan juga kapan dicatat muternya, kemudian fotonya dan ada data pencatatan tiap bulannya," tuturnya.

Cara lainnya adalah mengakses data konsumsi listrik melalui website dan aplikasi resmi PLN. Setelah mendapatkan data, pelanggan dapat mencocokkan dengan angka yang ditunjukkan KWH meter.

"Seharusnya, data yang disampaikan PLN lebih rendah dibandingkan angka yang ditunjukkan KWH meter, karena dicatat beberapa hari lalu," jelas dia.

Namun jika sebaliknya, ia menyarankan pelanggan untuk segera melapor. "Silahkan protes ke PLN 123 dan kalau salah, kami koreksi," tegasnya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News