Perdana Menteri Lesotho Thomas Thabane resmi mengundurkan diri dari jabatannya setelah terjerat skandal pembunuhan mantan istrinya sendiri/Net
Perdana Menteri Lesotho Thomas Thabane resmi mengundurkan diri dari jabatannya setelah terjerat skandal pembunuhan mantan istrinya sendiri/Net
KOMENTAR

PERDANA Menteri Lesotho Thomas Thabane resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (19/5), setelah mengalami tekanan politik selama beberapa bulan belakangan.

Tekanan-tekanan yang muncul datang dari banyak pihak yang mengecam dugaan bahwa dia terlibat dalam kasus pembunuhan mantan istrinya yang diasingkan tahun 2017 lalu.

Kasus tersebut menggemparkan Lesotho. Mantan istri Thabane, yakni Lipolelo, ditembak oleh orang-orang bersenjata, tidak lama sebelum pelantikan Thabane sebagai perdana menteri negara tersebut tahun 2017 lalu.

Keduanya memang tengah dalam proses perceraian sebelum pembunuhan itu terjadi.

Namun, penyelidikan yang dilakukan menemukan bahwa istri Thabane saat ini, yakni Maesaiah, merupakan otak di balik pembunuhan itu. Dia pun didakwa dalam kasus pembunuhan mantan istri suaminya tersebut.

Bukan hanya itu, polisi Lesotho juga mendakwa Sang Perdana Menteri karena dianggap ikut terlibat dalam pembunuhan itu.

Namun pengacaranya menilai bahwa Thabane harus diberikan kekebalan terhadap penuntutan.

Sejak kasus tersebut bergulir ke publik, baik Thabane maupun istrinya belum buka suara atau memberikan pernyataan apapun terkait kasus itu.

Namun skandal pembunuhan tersebut mengganggu kepemimpinan Thabane. Muncul tekanan dari masyarakat, oposisi bahkan dari koalisinya sendiri agar dia mengundurkan diri.

Setelah berbulan-bulan tekanan itu datang, Thabane pun akhirnya memutuskan untuk mundur dari jabatannya.

Namun dalam pidato pengunduran dirinya (Selasa, 19/5), Thabane tidak menyinggung soal kasus pembunuhan mantan istrinya. Dia justru menyebut bahwa pengunduran dirinya adalah karena ada politisi saingan yang mencari keuntungan politik.

Thabane juga mengklaim bahwa pengunduran dirinya dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa ada paksaan atau tekanan.

Dia berdalih, di usianya yang kini menginjak 80 tahun, dirinya tidak lagi energik dalam memimpin negara.

"Ketika saya membuat pengumuman sukarela pada Januari tahun ini untuk pensiun dari kantor pada atau sebelum 31 Juli, saya melakukannya dengan sepenuh hati karena keyakinan dan keyakinan penuh saya bahwa untuk segalanya, ada musim, ada waktu untuk dilahirkan dan ada waktu untuk mati, ada waktu untuk menanam dan ada waktu untuk mengambil apa yang ditanam," kata Thabane, seperti dikabarkan CNN.

Dengan pengunduran dirinya, maka kursi perdana menteri Lesotho akan diisi oleh Menteri Keuangan Lesotho Moeketsi Majoro.




Kencangkan Dukungan ke Palestina, Universitas Siber Muhammadiyah Gelar Aksi Hybrid dan Penggalangan Dana

Sebelumnya

Kelompok Pro-Israel Serang Demonstran Pro-Palestina, Bentrokan Terjadi di Kampus UCLA

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News