Muslim Italia/Net
Muslim Italia/Net
KOMENTAR

DI tengah pandemi virus corona, Komunitas Muslim di Italia (UCOII)  menjadi sorotan media lokal. Mereka dipuji atas kedermawanannya selama krisis Covid-19 melanda.

Sejak wabah dimulai lebih dari dua bulan yang lalu, Komunitas Islam di Italia (UCOII) tercatat telah menyumbang lebih dari 500.000 euro atau setara dengan delapan milyar rupiah dalam bentuk uang tunai dan bantuan makanan.

Komunitas Muslim dan pusat-pusat Islam di sekitar Italia telah bekerja keras untuk memberikan paket makanan dan bantuan kepada keluarga yang membutuhkan selama krisis.

“Setiap hari kami menyediakan pengiriman makanan di mana saja kepada keluarga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Ini adalah sumbangan amal kami,” kata Yassine Lafram, presiden Persatuan Komunitas Islam di Italia (UCOII), seperti dikutip dari Arab News, Kamis (14/5).

Jumlah korban jiwa Italia sejauh ini mendekati 31.000 kasus, dengan hampir setengah dari kematian terjadi di Lombardy, wilayah utara Italia.

Dana yang terkumpul telah disumbangkan ke administrasi kota, Palang Merah, asosiasi sukarelawan, dan langsung ke rumah sakit di garis depan, terutama di utara Italia.

“UCOII telah memberikan lebih dari 100.000 masker wajah ke rumah sakit setempat. Kami juga melakukan kampanye donor darah besar-besaran, yang mendapat respons sangat positif,” kata Lafram.

“Semua isyarat ini telah dihargai oleh pemerintah kota dan juga oleh masyarakat luas. Di saat krisis ini, rasa solidaritas yang benar-benar indah telah muncul dari komunitas Islam Italia. Dan kami bangga akan hal itu, ” tambahnya.

Sementara itu, di Bergamo, Pusat Islam Via Cenisio  bahu membahu  mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke rumah sakit Papa Giovanni, salah satu fasilitas perawatan paling penting di Italia utara.

"Setiap komunitas memutuskan untuk membantu fasilitas kesehatan yang mereka rasa paling dekat dengan mereka," kata Mohammed Saleh, presiden Via Cenisio Center.

Selain bantuan berupa uang tunai, komunitas ini juga mendistribusikan paket makanan kepada mereka yang membutuhkan tanpa memandang apa keyakinan mereka.

“Pada awal krisis, 17 keluarga meminta bantuan kami. Sekarang kami membantu 43 keluarga, dan tidak semuanya Muslim. Kami akan mendistribusikan paket sampai akhir Ramadan. Kami merasa mempunyai kewajiban untuk membantu rumah sakit dan mereka yang menghadapi kesulitan ekonomi karena keadaan darurat ini juga mempengaruhi kami,” kata Saleh.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News