Petugas medis mengenakan pakaian khusus untuk mencegah penularan virus corona di rumah sakit di China/Net
Petugas medis mengenakan pakaian khusus untuk mencegah penularan virus corona di rumah sakit di China/Net
KOMENTAR

Mengutip Dr. Perencevich dalam artikel yang dimuat Forbes, sebenarnya, jenis penutup wajah yang digunakan petugas medis memiliki tujuan untuk mengurangi paparan partikel di udara, termasuk melindungi pemakainya dari virus dan bakteri, disebut respirator, dan bukan masker.

Respirator medis ini harus memiliki peringkat efisiensi seperti "N95," "FFP2," atau peringkat serupa yang mengacu pada berapa banyak partikel dan dengan ukuran berapa, yang tidak bisa melewati respirator itu.

Mereka yang mengenakan respirator medis telah lebih dulu menerima pelatihan tentang bagaimana cara memakainya yang tepat, seperti membuatnya kedap udara ketika dipakai di wajah mereka. Karena ika pemakaiannya tidak tepat, maka respirator tersebut tidak akan dapat berfungsi maksimal.

Meski begitu, para produsen masker dan respirator termasuk 3M, mengatakan bahwa meski telah terpasang baik, namun respirator tidak menghilangkan sepenuhnya potensi infeksi.

"Tidak ada respirator yang akan menghilangkan eksposur sepenuhnya," begitu bunyi keterangan yang dirilis 3M.

Selain itu, cara membuang masker atau respirator yang tidak tepat juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Banyak orang yang pada akhirnya secara sadar atau tidak sadar, menyentuh wajah mereka ketika mengenakan masker.

"Mengenakan masker itu rumit, karena bisa menciptakan rasa aman yang salah," kata Dr. Perencevich.

"Jika Anda tidak mencuci tangan sebelum melepas masker dan setelah melepas masker Anda, Anda bisa meningkatkan risiko," tambahnya.

Lantas, bagaimana cara perlindungan diri yang tepat dan efektif untuk terhindari dari infeksi virus corona?

Satu-satunya cara paling efektif untuk melindungi diri dari penularan virys corona adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur.

"Virus corona adalah virus yang 'diselimuti', yang berarti dia memiliki lapisan membran lipid luar," kata profesor biofisika di Johns Hopkins University, Karen Fleming, PhD.

"Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk 'melarutkan' lapisan lemak berminyak ini dan membunuh virusnya," tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Perencevich. Dia menambahkan, selain rajin mencuci tangan, hal yang juga harus dilakukan adalah dengan tidak menyentuh wajah tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

"Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah makan dan cobalah melatih diri Anda untuk tidak menyentuh wajah Anda, terutama mulut dan hidung Anda," kata Dr. Perencevich.

Dia juga menyarankan agar selalu membawa pembersih tangan untuk berjaga-jaga jika Anda tidak bisa mendapatkan sabun dan air setelah menyentuh wajah Anda atau permukaan lain yang mengandung kuman, seperti meja, kursi, dan gagang pintu.

"Hanya karena itu adalah virus pernapasan, bukan berarti virus itu masuk ke tubuh Anda melalui pernapasan," katanya.

"Itu bisa masuk ketika tangan Anda yang terkontaminasi menyentuh mulut atau wajah Anda. Jadi, cuci tangan Anda, dan jangan menyentuh mulut atau wajah Anda tanpa mencuci tangan terlebih dahulu," sambungnya.

Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan membuat jarak sosial.

"Jika Anda melihat seseorang batuk atau bersin atau terlihat sakit, jauhkan diri setidaknya tiga kaki darinya karena sejauh itulah sebagian besar tetesan akan bergerak," tambahnya.




Terbangun Tengah Malam Karena Kaki Kram, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sebelumnya

Waspada Kanker Kandung Kemih: Sadari, Cegah, dan Harapan Baru Pengobatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health