INILAH Tengkleng Gajah, kuliner khas Jogja yang sukses membuat banyak orang terperangah sekaligus tergoda untuk segera menyendoknya. Sepiring besar tumpukan tulang kambing dengan daging empuk yang masih melekat. Aromanya harum, bumbunya pekat, dan porsinya… luar biasa besar!
Tengkleng sejatinya berasal dari Solo, dikenal sebagai olahan tulang kambing dengan sisa-sisa daging yang masih menempel. Namun, di Yogyakarta, hidangan ini naik kelas dengan sentuhan unik: porsinya super besar, sampai-sampai dijuluki “Tengkleng Gajah.” Jangan salah sangka, sama sekali tidak ada daging gajah di dalamnya—hanya potongan kambing, tapi dalam jumlah yang membuat meja makanmu terasa kecil.
Popularitas Tengkleng Gajah di Jogja bermula dari sebuah warung kecil bernama Sate Kambing Sari Roso Mulyo pada tahun 2006. Si pemilik memberanikan diri menyajikan tengkleng dengan porsi luar biasa besar, dan ternyata, ide ini sukses besar. Dari warung sederhana, Tengkleng Gajah menjelma jadi destinasi kuliner yang wajib dicoba wisatawan dan menjadi kebanggaan masyarakat lokal.
Apa yang membuat orang rela antre demi seporsi tengkleng? Jawabannya ada pada bumbunya. Campuran bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, kemiri, hingga lengkuas dihaluskan, lalu dimasak perlahan bersama jeroan, tulang, dan daging kambing selama berjam-jam. Hasilnya? Kuah gurih pedas yang meresap sempurna ke dalam setiap serat daging.
Begitu hidangan tiba di meja, aroma rempah yang menggoda langsung memenuhi ruangan. Dagingnya empuk, kuahnya kental, dan tulang-tulang besar itu seakan menantangmu untuk menyedot hingga tetes terakhir.
Tengkleng Gajah bukan hanya soal makan kenyang. Ini tentang pengalaman—merasakan semangkuk tradisi Jawa yang dihidangkan dengan porsi berani. Tak heran, setiap suapan bukan hanya memanjakan lidah, tapi juga mengundang decak kagum.
Jadi, jika kamu berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan mencicipi kuliner ini. Duduklah bersama teman atau keluarga, pesan seporsi Tengkleng Gajah, lalu nikmati sensasi makan “porsi raksasa” yang penuh cerita dan cita rasa. 
KOMENTAR ANDA