Acara
Acara "Cerdas Berinvestasi dan Bertransaksi di Era Digital" yang digelar OJK-PIISEI (20/5). (OJK)
KOMENTAR

DI tengah laju perkembangan teknologi dan transformasi digital yang pesat, perempuan Indonesia dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang besar: menjadi agen perubahan dalam keluarga melalui literasi keuangan.

Menyadari hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Perkumpulan Istri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PIISEI) bersinergi untuk mengedukasi perempuan agar lebih cermat dalam bertransaksi dan berinvestasi.

Melalui program bertema "Cerdas Berinvestasi dan Bertransaksi di Era Digital" yang digelar di Jakarta (20/5), para pengurus dan anggota PIISEI dibekali pengetahuan dasar mengenai pengelolaan keuangan. Kepala Eksekutif OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan bahwa perempuan, khususnya ibu dalam keluarga, memegang peran sentral dalam menciptakan kesejahteraan rumah tangga.

“Ibu yang bahagia dan teredukasi akan membawa kebahagiaan untuk anak dan suaminya. Literasi keuangan adalah pondasi kesejahteraan keluarga,” katanya.

Tidak hanya soal mencatat pengeluaran dan menabung, literasi keuangan kini juga mencakup pemahaman akan risiko layanan digital seperti paylater, pinjaman online, hingga investasi ilegal yang kian marak. OJK menerima banyak laporan masyarakat, termasuk dari ibu-ibu, yang menjadi korban kejahatan finansial karena kurangnya informasi.

Ketua Bidang Pendidikan PIISEI, Isma Firdaus Djaelani, turut mengajak para perempuan untuk aktif belajar dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera. “Ibu yang cerdas secara finansial akan membentuk keluarga yang kuat dan bangsa yang maju,” ungkapnya.

Inisiatif ini adalah seruan bagi seluruh perempuan Indonesia: saatnya bangkit, belajar, dan menjadi pilar utama kesejahteraan finansial keluarga di era digital.




Pesan Lestari Moerdijat: Keluarga Berdaya, Bangsa Kuat

Sebelumnya

Didampingi Brigitte Macron, Putri Lalla Hasnaa Pimpin Rapat Pertama Teater Kerajaan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women