Perempuan Taiwan bersama perempuan Somalia berkolaborasi dalam kesetaraan gender/NCA
Perempuan Taiwan bersama perempuan Somalia berkolaborasi dalam kesetaraan gender/NCA
KOMENTAR

PEKAN kesetaraan gender yang diselenggarakan Taiwan di New York, Amerika Serikat benar-benar membantu perempuan dalam mengembangkan professional dan keterampilan teknis. Hal ini diakui berbagai negara yang terlibat di dalamnya, salah satunya adalah Saint Vincent and Grenadines.

Diakui Menteri Pembangunan Sosial dan Gender dari Saint Vincent and Grenadines, Orando Brewster, kaum perempuan di negaranya telah memperoleh kemandirian ekonomi dan kesempatan kerja yang setara. Hal ini penting untuk mengurangi kemiskinan di negara tersebut.

Senada, utusan tetap Belize untuk PBB Carlos Fuller menekankan, sistem demokrasi kedua negara begitu dinamis, sehingga membuat persahabatan keduanya semakin solid.

“Kami sangat berterima kasih pada ‘Program Pinjaman untuk Membantu Sektor Produktif dan Usaha Perempuan’ yang telah mendukung pengusaha perempuan mikro, kecil dan menengah dan mendorong pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19,” kata Fuller.

Berbicara tentang Empowering Females Financial Well-Being from Girl to Women, Presiden Akademi Keuangan dan Perbankan Taiwan Hank CC Huang mengenalkan kisah-kisah sukses negaranya dalam memberdayakan perempuan secara ekonomi melalui konsep keuangan inklusif.

Dari itu, CEO Outright International Maria Sjodin menjelaskan, Taiwan penuh dengan vitalitas demokrasi dan pemimpin di bidang kesetaraan gender dan pencapaiannya melebihi rata-rata kinerja global dan Asia pada 2021.

Usai forum, salah satu pendiri ‘Yuanli Say Hi Home’ Lin Xiupeng, pembuat teh Longyuan Tea House Fang Chien-ai, dan Direktur Eksekutif YWCA Kabupaten Pingtung Lin Chun-feng, berbagi kisah dalam mempromosikan penciptaan ekonomi lokal. Upaya inilah yang mendobrak kerangka gender dalam pekerjaan dan partisipasi keuangan, serta pengambilan Keputusan dan pengalaman sukses lainnya.

Lin mengarahkan peserta untuk merasakan pengalaman menenun, budaya upacara minum the, serta menyanyi dan menari suku Amis. Pengalaman ini diharapkan memperdalam pemahaman peserta forum tentang bagaimana perempuan Taiwan melakukan inovasi dalam bidang ekonomi.

Selain Lin, ahli ukiran kertas internasional Taiwan Hung Hsin-fu, memberikan pertunjukan seni kertas yang luar biasa. Ia memperkenalkan spesies biologis unit Taiwan, ragam kelompok etnis, festival dan adat istiadat yang menunjukkan kekayaan sumber daya alam serta keragaman dan inklusi budaya Pulau Formosa.

Forum ini disponsori oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan dan Yayasan Promosi dan Pembangunan Hak Perempuan. Juga mengundang Denise Scotto, Wakil Presiden International Federation of Women in Legal Careers (FIFCJ) sebagai moderator.

Di hari berikutnya, Malam Inovasi Gender digelar dengan mengundang komunitas pemuda-pemudi lokal di New York. Mereka terlibat dialog guna menciptakan upaya berkelanjutan dalam mewujudkan kesetaraan gender.

Sebanyak 31 LSM Taiwan dan tiga pemerintah daerah Taiwan mengadakan 33 pertemuan paralel LSM CSW, termasuk 19 pertemuan fisik. Mereka menunjukkan kepada masyarakat internasional upaya dan hasil yang bermanfaat dalam mempromosikan kesetaraan gender.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News