Ilustrasi salat/Getty Images
Ilustrasi salat/Getty Images
KOMENTAR

ISTIRAHAT adalah kebutuhan manusiawi untuk menyapih rasa lelah. Ada yang beristirahat dengan tidur pulas, ada pula yang hanya duduk sebentar sambil menyeruput segelas kopi atau air dingin. Itulah cara manusia mengistirahatkan jasadnya.

Sama halnya dengan Nabi Muhammad Saw yang juga memerlukan waktu untuk beristirahat. Tapi tidak hanya sekadar beristirahat jasad, tapi lebih hakiki dari itu. Seperti dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya Zadul Ma’ad (1999: 237):

“Sesungguhnya Allah Swt telah menjadikan penyejuk mata Rasulullah, kenikmatannya, kesenangannya, dan ruh ada di dalam salat. Beliau pernah bersabda: “Wahai Bilal, buatlah kami istirahat dengan salat”. (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Ya, Allah Swt menjadikan salat sebagai sarana bagi Rasulullah Saw untuk menemukan ketenangan jiwa, mengalami kehadiran-Nya degan lebih mendalam, dan merasakan kenikmatan yang luar biasa dari ibadah kepada-Nya.

Nabi Muhammad menyerukan permintaan istirahat dari kecamuk duniawi yang melelahkan. Dan saat itu pula beliau menegaskan, salat merupakan istirahat sebenarnya orang-orang beriman.

Istirahat yang dimaksud Rasulullah Saw merupakan sesuatu yang sering diabaikan, padahal menjadi kebutuhan mendasar setiap insan, lebih dari sekadar tidur. Seperti ajakan salat ketika azan shubuh, ash-shalatu khairun minan naum, artinya salat lebih baik dari pada tidur. Maksudnya, istirahat tidur itu masih kalah keutamaannya dibanding istirahat dalam salat.

Salat adalah istirahat jiwa. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam buku lainnya, Cita Rasa Shalat Sudahkah Anda Menikmatinya? (2011: 68) menjelaskan, takala Rasulullah ingin memberikan istirahat pada hatinya dari kepayahan dan kepenatan, beliau berkata, “Wahai Bilal, istirahatkanlah kita dengan salat.

Artinya, dirikanlah salat supaya kita bisa beristirahat dari penatnya kesibukan sebagaimana seorang pekerja yang merasa damai dan tenang begitu sampai di rumah. Rasulullah menegaskan betapa pentingnya salat dalam kehidupan sehari-harinya, sebagai sumber ketenangan dan istirahat yang sejati.

Demikianlah, salat merupakan sumber kekuatan, ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Ini adalah pelajaran berharga bagi umat manusia bahwa dalam beribadah kepada Allah, kita dapat menemukan kenikmatan yang hakiki dan kebahagiaan yang abadi. Hendaknya kita berupaya menjadikan salat sebagai sumber penyejuk mata dan pengistirahatan jiwa.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur